RADAR TEGAL - Bagi masyarakat Jawa, mitos menjadi salah satu bagian dari tradisi dan kebudayaannya. Salah satunya mitos perempuan Jawa terkait jodoh dan anak.
Mitos di masyarakat Jawa sendiri nampaknya ada di semua sisi kehidupan. Termasuk mitos perempuan Jawa terkait jodoh dan anak ini. Bahkan, ada yang menyebut jika bukan orang Jawa namanya kalau tidak mempercayai mitos. Padahal mitos sendiri terkadang tidak bisa lagi diterapkan di zaman sekarang ini. Lalu, apa saja mitos perempuan Jawa terkait jodoh dan anak yang biasa kita dengar dan masih dipercayai hingga sekarang? Simak penjelasannya di bawah ini. Mitos perempuan Jawa terkait jodoh dan anak Dalam masyarakat Jawa, para orang tua kerap berpesan pada anak-anaknya sesuai nasehat leluhur yang diwariskan secara turun temurun. Nasehat yang terkadang berisi larangan dan ketentuan menjaga sikap dan tata krama sebagai anak itu akhirnya berkembang menjadi mitos. BACA JUGA:17 Mitos di Jawa yang Masih Terdengar Hingga Sekarang, No 4 Berlaku untuk Jomblo Sedikitnya ada 5 mitos perempuan Jawa terkait jodoh dan anak yang masih kerap kita dengar. Di antaranya: 1. Anak gadis tidak boleh duduk di depan pintu nanti akan sulit jodoh Mitos ini sangat sering kita dengar di kalangan masyarakat Jawa. Bagi masyarakat yang masih berpegang teguh pada adat istiadat pasti akan menerapkannya. Perempuan Jawa dilarang duduk di depan pintu bukan tanpa sebab. Selain dianggap tidak pantas, hal itu jika bisa menghalangi jalan siapa saja yang mau lewat. Termasuk jodoh yang mau datang melamar. 2. Anak gadis wajib menyapu bersih agar suaminya tidak brewokan Mitos ini kerap menjadi candaan para perempuan Jawa saat ini karena dianggap aneh. Pasalnya, tidak ada hubungannya antara suami berbrewok dengan sang perempuan. Candaan mereka terkait mitos ini adalah bersikap kebalikan. Jadi jika menyapu tidak bersih akan dapat jodoh brewok maka mereka akan menyapu tidak bersih jika menginginkan jodoh yang berbrewok. 3. Perempuan yang tidak selesai menyapu akan ditinggal pasangannya. Mitos ini masih dipercaya dan sering digunakan para orang tua di desa untuk memacu anak perempuan mereka agar rajin menyelesaikan pekerjaan rumah. Walau sebenarnya mitos ini menjadi pesan orang tua agar para perempuan Jawa ingat selalu bertanggungjawab pada tugasnya. BACA JUGA: Mitos Jawa Dilarang Menikah dengan Orang Sunda Bikin Nyesek, Berawal dari Kisah Cinta yang Gagal 4. Dilarang memikirkan atau berkata buruk tentang orang lain saat hamil Selain perempuan yang masih gadis, para ibu hamil di Jawa juga punya mitos tersendiri. Salah satunya terkait larangan ibu hamil memikirkan atau berkata buruk tentang orang lain. Karena hal tersebut bisa berdampak pada anak yang sedang dikandungnya. Padahal, mitos untuk ibu hamil ini lebih ke pesan agar para perempuan selalu berpikir dan berbuat positif untuk kebaikan bayinya. Karenanya ada istilah ‘amit-amit jabang bayi’ yang kerap muncul saat orang Jawa bertemu sesuatu yang tidak bagus, sambil mengelus perut ibu hamil tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan maksud melindungi si anak dalam kandungan dari hal-hal yang buruk dan jahat. 5. Dilarang bunuh binatang saat hamil, anak bisa cacat Masyarakat Jawa sangat melarang suami dan istri membunuh binatang saat sedang hamil amat dilarang di masyarakat Jawa. Baik wanita yang sedang mengandung maupun suaminya tidak boleh membunuh hewan selama masa kandungan bayi. BACA JUGA:Angkat Mitos Jawa, Film Primbon Sajikan Teror Makhluk Astral di Keluarga Keturunan Raja Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kecacatan atau ketidaksempurnaan pada tubuh anak dalam kandungan. Mereka takut akan mendapat balasan buruk atas apa yang telah mereka perbuat pada hewan tersebut. Banyak yang percaya bahwa mitos ini ada benarnya. Tidak sedikit orang tua yang mengaku memiliki anak dengan ciri fisik seperti bekas luka dan memar, hingga kekurangan pada fisik anaknya karena mereka sempat membunuh hewan saat anak mereka masih di kandungan. Demikian 5 mitos perempuan Jawa terkait jodoh dan anak. Semoga bermanfaat. ***5 Mitos Perempuan Jawa Terkait Jodoh dan Anak, Nomer 2 Sering Menjadi Candaan
Sabtu 12-08-2023,15:19 WIB
Reporter : Khikmah Wati
Editor : Khikmah Wati
Kategori :
Terkait
Sabtu 06-12-2025,15:11 WIB
Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman, Gubernur Jateng Minta Adat Istiadat Tidak Ditinggalkan
Selasa 18-11-2025,07:53 WIB
Usianya 100 Tahun, 7 Kuliner Legendaris Semarang dengan Sejarah Panjang & Masih Eksis sampai Sekarang
Senin 10-11-2025,06:30 WIB
12 Spot Fotografi di Pegunungan Jawa Tengah yang Wajib Dikunjungi Pecinta Alam
Kamis 06-11-2025,19:45 WIB
Wisata Sejarah Kota Solo Terbaik: Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, dan Pasar Legi
Selasa 28-10-2025,22:00 WIB
5 Spot Wisata Kuliner Semarang yang Ramai Wisatawan, Banyak Jajanan yang Menggoda!
Terpopuler
Sabtu 20-12-2025,12:19 WIB
Kulit Kusam, Berminyak, dan Mulai Muncul Tanda Penuaan? Saatnya Naik Level dengan AGB B ERL
Sabtu 20-12-2025,09:00 WIB
Operasi Lilin Candi 2025 Polres Brebes: Kerahkan 310 Personel, Siagakan 16 Pos Pengamanan
Sabtu 20-12-2025,18:05 WIB
Jelang Natal, 50 Motor Knalpot Brong di Tegal Diamankan Polisi
Sabtu 20-12-2025,10:00 WIB
Keren! Pemkab Brebes Raih Penghargaan Dukungan Implementasi Hari Belajar Guru bagi Komunitas Belajar
Sabtu 20-12-2025,14:38 WIB
Operasi Lilin Candi 2025: 50 Personel BKO Brimob Dilibatkan dalam Pengamanan di Kabupaten Tegal
Terkini
Minggu 21-12-2025,08:00 WIB
Sempat Diterjang Banjir Bandang, Bupati Tegal Pastikan Guci Tegal Aman Dikunjungi
Minggu 21-12-2025,07:00 WIB
Pesepakbola Profesional Bikin Klub di Tegal Jembatani Talenta Lokal ke Kancah Nasional, Ini Alasannya
Minggu 21-12-2025,05:55 WIB
Tugu Ikon Pancuran 13 Guci Tegal Roboh Diterjang Banjir Bandang, Kunjungan Wisata Ditutup Sementara
Sabtu 20-12-2025,19:30 WIB
Komika Mongol Stres Dijadwalkan Isi Natal Bersama di Tegal, Catat Jadwalnya
Sabtu 20-12-2025,18:05 WIB