Fakta Unik Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun Magelang,Transaksi Pakai Uang Koin Dolar Gono

Kamis 10-08-2023,21:11 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID -Berkunjung ke Dukun Kabupaten Magelang setiap hari  Minggu di  kawasan Bukit Gunung Gono  Banyubiru menjumpai Pasar Tradisi  Lembah Merapi. Sebuah pasar tempo dulu dikelola oleh Pokdarwis Berkah Desa Banyubiru Dukun

Pasar Tradisi   Lembah Merapi yang   berlokasi di puncak bukit   Gunung   Gono memang berbeda   dari pasar tradisonal lainnya. Perpaduan wisata   alam dan wisata kuliner memasuki kawasan pasar   bisa melihat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu   dari ketinggian dan Inilah salah satu fakta unik Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun.

Konsep Pasar Tempo Dulu dan Pintu Gerbang Pasar Segitiga Bentuk Lumbung     

           

Pokdarwis Berkah Desa Banyubiru Dukun terus   melakukan inovasi dalam mengembangkan desa wisata dengan membangun Pasar Tradisi   Lembah Merapi. Menurut   Kepala Desa Banyubiru, Wintoro tujuan awal pasar ini memang unsur kesengajaan dari pengelola.

Konsep   seperti demikian untuk memunculkan kesan aktivitas orang-orang lembah Merapi   zaman dahulu saat berada   di pasar.Suasana Pasar agar hidup seperti aslinya   dibuat   tatanan sedemikian rupa   dengan   memanfaatkan lahan perkebunan bambu.

Lahan tersebut terletak di puncak   Bukit   Gunung   Gono dimanfaatkan sebagai lokasi pasar. Selain itu membuat pintu berbentuk segitiga yang   mirip tempat   penyimpanan padi orang Merapi   dahulu dan biasa dikenal dengan lumbung.

Transaksi   Pakai Uang Koin  Dolar Gono

Fakta unik Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun tidak kalah menarik terletak pada alat transaksi. Uang cash tidak   berlaku di sini dan pengunjung   yang ingin berburu kuliner harus   menggunakan uang koin bernama Dolar Gono

Uang koin Dolar   Gono terbuat dari kepingan kayu berukuran oval  yang dibentuk sedemikian rupa   sehingga   mirip   uang koin      zaman dulu. Pada sisi uang diberi gambar burung raja udang yang dikenal   sebagai satwa asli Gunung Merapi.

Lantas, nama   uang koin tersebut dinamakan Dono singkatan dari   Dolar Dono   yang setiap satuannya bernilai   dua ribu rupiah. Kemudian bila pengunjung.   Ingin mendapatkan uang koin Dono harus   ditukar terlebih dahulu ditempat telah   ditentukan yang lokasi penukarannya    dekat area pasar.

32 Lapak Dikelola 16 Dusun dan Tidak Boleh Jual Menu yang    Sama

Pasar Tradisi Lembah Merapi   berbeda dengan pasar   sejenis   yang   mewajibkan pedagang tidak boleh menjual menu yang sama. Dalam artian pedagang wajib menjajakan berbeda   dengan   ciri khas   dan unik baik   makanan maupun minuman.

Tidak Boleh Gunakan Plastik

Fakta unik Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun yang khas tidak   diperkenankan membungkus makanan      dengan plastik. Pedagang   diharus mengemas makanan yang testur ramah lingkungan seperti daun pisang.

Sedangkan, makanan yang berkuah atau minuman juga dianjurkan memakai tempurung kelapa. Wadah   dari tempurung kelapa   tersebut dibuat sedemikian rupa menyerupai    cangkir atau mangkok

Larangan penggunaan plastiik dalam pengenasan makanan dan minuman di Pasar Lembah Merapii.Lantaran daun pisang dan tempurung ramah lingkungan dapat mudah terurai pada tanah ,

Lokasi Pasar Di Kebun Bambu Puncak Bukit Gunung   Gono

Sesuai nama pasar tempo dulu menggunakan lahan kosong di kebun bambu yang sebelumnya   tidak   pernah dijamah manusia. Dikelilingi   rimbunan pepohonan dan penuh semak pohion bambu yang terkesan mistis dan unik.

Namun,siapa   sangka dulu   terlihat kumuh apalagi terletak di puncak Bukit Gunung Gono jauh dari pemukiman   penduduk.   Tetapi, sekarang menjadi tempat   wisata    Siapa sangka tempat yang dulunya semak belukar tersebut kini menjadi wisata pasar ramai dikunjungi wisatawan.

Kuliner Makanan Minuman Zaman Dulu

Berburu kuliner di Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun memang menyenangkan ada banyak menyajikan kuliner hingga mainan jadul. Ada banyak pilihan jajanan pasar sekaligus wisata   alam antara lain megono,pepes, cenil,    rambut nenek, getuk, es cendol dan   masih banyak   lagi

Penyajian aneka   jajanan pasar   maupun minuman juga tidak   biasa bukan menggunakan plastik. Melainkan daun pisang   dan batok kelapa yang pasti berbeda   dan rasanya enak. Berburu kuliner   memang   mengasyikkan tetapi semakin lengkap dengan aneka mainan   jadul sebagai cinderamata.

Masuk Lewat Pintu   Gerbang Segitiga

Fakta unik Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun   ketika   memasuki area pasar,pengunjung wajib melewati pintu gerbang segitiga.Pintu gerbang segitiga   yang mirip tempat penyimpanan padi zaman Merapi dahulu atau biasa dikenal dengan lumbung.

Pedagang Pakai Pakaian Khas   Jawa Kuno

Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun mengusung konsepJawa klasik terasa saat masuk   area   pasar. Para pedagang mengenakan khas Jawa kuno yang pedagang pria menggunakan belangkon baju lurik-lurik   cokelat hitam. Sementara   pedagang wanita   mengenakan kain jarik lengkap   pakaian kebaya membuat suasana berbeda dan unik.

Omzet Sebulan Rp   1,7 Milyar dan Buka Hanya   Hari Minggu

Perputaran uang   di pasar ini begitu fantastis    saat kondisi   normalsebelum   pandemi   Covid-19 mencapai Rp    1,7 milyar sebulan. Nilai tinggi seperti itu    dimanfaatkan untuk mengembangkan sumber daya manusia   di   desannya.   Kemudian, menariknya   hari pasaran hanya dibuka pada hari Minggu dari jam 06.00-07.00 WIB. Selama   pandemi berlangsung dari tahun 2019   operasional Pasar Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun ditutup sementara   waktu.

 Tahun 2020   yang lalu   setelah pandemi berlalu dibuka   kembali akan terus dikembangkan di   masa mendatang.   Demikian tadi   fakta unik Pasar Tradisi   Lembah Merapi Banyubiru Dukun   yang   menyajikan aneka jajanan pasar zaman dulu.   Penyajian unik   memakai daun pisang dan batok kelapa kemudian alat transaksi juga beda dengan menggunakan kepingan kayu berbentuk   oval bernama Dola Dono. Pedagang juga memakai pakaian khas Jawa kuno dan masuk lewat   pintu gerbang   segitiga mirip lumbung   padi zaman Merapi dulu.*

 

 

Kategori :