RADARTEGAL.DISWAY.ID -Berkunjung ke Dukun Kabupaten Magelang setiap hari Minggu di kawasan Bukit Gunung Gono Banyubiru menjumpai Pasar Tradisi Lembah Merapi. Sebuah pasar tempo dulu dikelola oleh Pokdarwis Berkah Desa Banyubiru Dukun
Pasar Tradisi Lembah Merapi yang berlokasi di puncak bukit Gunung Gono memang berbeda dari pasar tradisonal lainnya. Perpaduan wisata alam dan wisata kuliner memasuki kawasan pasar bisa melihat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dari ketinggian dan Inilah salah satu fakta unik Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun.
Konsep Pasar Tempo Dulu dan Pintu Gerbang Pasar Segitiga Bentuk Lumbung
Pokdarwis Berkah Desa Banyubiru Dukun terus melakukan inovasi dalam mengembangkan desa wisata dengan membangun Pasar Tradisi Lembah Merapi. Menurut Kepala Desa Banyubiru, Wintoro tujuan awal pasar ini memang unsur kesengajaan dari pengelola.
Konsep seperti demikian untuk memunculkan kesan aktivitas orang-orang lembah Merapi zaman dahulu saat berada di pasar.Suasana Pasar agar hidup seperti aslinya dibuat tatanan sedemikian rupa dengan memanfaatkan lahan perkebunan bambu.
Lahan tersebut terletak di puncak Bukit Gunung Gono dimanfaatkan sebagai lokasi pasar. Selain itu membuat pintu berbentuk segitiga yang mirip tempat penyimpanan padi orang Merapi dahulu dan biasa dikenal dengan lumbung.
Transaksi Pakai Uang Koin Dolar Gono
Fakta unik Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun tidak kalah menarik terletak pada alat transaksi. Uang cash tidak berlaku di sini dan pengunjung yang ingin berburu kuliner harus menggunakan uang koin bernama Dolar Gono
Uang koin Dolar Gono terbuat dari kepingan kayu berukuran oval yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mirip uang koin zaman dulu. Pada sisi uang diberi gambar burung raja udang yang dikenal sebagai satwa asli Gunung Merapi.
Lantas, nama uang koin tersebut dinamakan Dono singkatan dari Dolar Dono yang setiap satuannya bernilai dua ribu rupiah. Kemudian bila pengunjung. Ingin mendapatkan uang koin Dono harus ditukar terlebih dahulu ditempat telah ditentukan yang lokasi penukarannya dekat area pasar.
32 Lapak Dikelola 16 Dusun dan Tidak Boleh Jual Menu yang Sama
Pasar Tradisi Lembah Merapi berbeda dengan pasar sejenis yang mewajibkan pedagang tidak boleh menjual menu yang sama. Dalam artian pedagang wajib menjajakan berbeda dengan ciri khas dan unik baik makanan maupun minuman.
Tidak Boleh Gunakan Plastik
Fakta unik Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun yang khas tidak diperkenankan membungkus makanan dengan plastik. Pedagang diharus mengemas makanan yang testur ramah lingkungan seperti daun pisang.
Sedangkan, makanan yang berkuah atau minuman juga dianjurkan memakai tempurung kelapa. Wadah dari tempurung kelapa tersebut dibuat sedemikian rupa menyerupai cangkir atau mangkok
Larangan penggunaan plastiik dalam pengenasan makanan dan minuman di Pasar Lembah Merapii.Lantaran daun pisang dan tempurung ramah lingkungan dapat mudah terurai pada tanah ,
Lokasi Pasar Di Kebun Bambu Puncak Bukit Gunung Gono
Sesuai nama pasar tempo dulu menggunakan lahan kosong di kebun bambu yang sebelumnya tidak pernah dijamah manusia. Dikelilingi rimbunan pepohonan dan penuh semak pohion bambu yang terkesan mistis dan unik.
Namun,siapa sangka dulu terlihat kumuh apalagi terletak di puncak Bukit Gunung Gono jauh dari pemukiman penduduk. Tetapi, sekarang menjadi tempat wisata Siapa sangka tempat yang dulunya semak belukar tersebut kini menjadi wisata pasar ramai dikunjungi wisatawan.
Kuliner Makanan Minuman Zaman Dulu
Berburu kuliner di Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun memang menyenangkan ada banyak menyajikan kuliner hingga mainan jadul. Ada banyak pilihan jajanan pasar sekaligus wisata alam antara lain megono,pepes, cenil, rambut nenek, getuk, es cendol dan masih banyak lagi
Penyajian aneka jajanan pasar maupun minuman juga tidak biasa bukan menggunakan plastik. Melainkan daun pisang dan batok kelapa yang pasti berbeda dan rasanya enak. Berburu kuliner memang mengasyikkan tetapi semakin lengkap dengan aneka mainan jadul sebagai cinderamata.
Masuk Lewat Pintu Gerbang Segitiga
Fakta unik Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun ketika memasuki area pasar,pengunjung wajib melewati pintu gerbang segitiga.Pintu gerbang segitiga yang mirip tempat penyimpanan padi zaman Merapi dahulu atau biasa dikenal dengan lumbung.
Pedagang Pakai Pakaian Khas Jawa Kuno
Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun mengusung konsepJawa klasik terasa saat masuk area pasar. Para pedagang mengenakan khas Jawa kuno yang pedagang pria menggunakan belangkon baju lurik-lurik cokelat hitam. Sementara pedagang wanita mengenakan kain jarik lengkap pakaian kebaya membuat suasana berbeda dan unik.
Omzet Sebulan Rp 1,7 Milyar dan Buka Hanya Hari Minggu
Perputaran uang di pasar ini begitu fantastis saat kondisi normalsebelum pandemi Covid-19 mencapai Rp 1,7 milyar sebulan. Nilai tinggi seperti itu dimanfaatkan untuk mengembangkan sumber daya manusia di desannya. Kemudian, menariknya hari pasaran hanya dibuka pada hari Minggu dari jam 06.00-07.00 WIB. Selama pandemi berlangsung dari tahun 2019 operasional Pasar Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun ditutup sementara waktu.
Tahun 2020 yang lalu setelah pandemi berlalu dibuka kembali akan terus dikembangkan di masa mendatang. Demikian tadi fakta unik Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun yang menyajikan aneka jajanan pasar zaman dulu. Penyajian unik memakai daun pisang dan batok kelapa kemudian alat transaksi juga beda dengan menggunakan kepingan kayu berbentuk oval bernama Dola Dono. Pedagang juga memakai pakaian khas Jawa kuno dan masuk lewat pintu gerbang segitiga mirip lumbung padi zaman Merapi dulu.*