RADAR TEGAL - Sebagai salah satu sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Tengah, Sungai Serayu menyimpan berbagai macam cerita. Konon mitos Sungai Serayu juga berasal dari pengalaman mistis Sunan Kalijaga.
Selain konon terbentuk dari air pipis Bima atau Wekudoro, banyak juga warga dan masyarakat di sekitar sungai yang menggungkapkan mitos lainnya. Apalagi sungai terbesar dan terpanjang di eks Karesidenan Banyumas itu jugal melintasi lima kabupaten.
Kelima kabupaten itu adalah Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Sehingga tidak sedikit orang di lima kabupaten itu memiliki cerita yang diyakininya sebagai awal terbentuknya sungai Serayu.
Hulu Sungai Serayu sendiri terdapat di lereng Gunung Prahu di Dieng, Wonosobo. Mata airnya terkenal sebagai Tuk Bima Lukar (mata air Bima Lukar, Red.) yang memiliki banyak anak sungai dengan jumlah daerah aliran sungai seluas 4.375 km persegi.
Sungai Serayu atau Bengawan Serayu membentang dari timur laut ke barat daya sejauh 181 km. Aliran sungai ini melintasi lima kabupaten dari Kabupaten Wonosobo hingga bermuara di Samudra Hindia di Kabupaten Cilacap.
Mitos terbentuknya Sungai Serayu
Hingga saat ini tidak sedikit orang yang menggantungkan nasibnya, pada aliran sungai terpanjang dan terbesar di wilayah Banyumas tersebut. Di antaranya untuk sumber irigasi pertanian, pariwisata, sumber energi, dan sebagainya.
Keberadaan Sungai Serayu bagi warga di eks Karesidenan Banyumas, merupakan aliran sungai yang penting bagi warganya. Sehingga mereka menjunjung tinggi legenda dan mitos terbentuknya Sungai Serayu.
Jika aliran Sungai Serayu berhulu di Pegunungan Dieng, muaranya berada di Laut Selatan yang berdekatan dengan Gunung Srandil. Yakni sebuah gunung sakral yang berada di wilayah Adipala, Kabupaten Cilacap.
Sebagian warga masyarakat di lima kabupaten yang terlintasi Sungai Serayu, mengungkapkan mitos penamaan awal sungai tersebut. Mereka mempercayai terbentuknya Sungai Serayu, erat kaitannya dengan salah satu tokoh dalam Pandawa Lima, yakni Bima atau Werkudoro.
Bima merupakan putra Pandu Dewanata yang lahir dari rahim Dewi Kunthi Nalibrata. Saat berguru kepada Resi Kumbayana (Durna), Bimo diperintahkan untuk mencari tirta perwitasari atau air kesempurnaan.
BACA JUGA:Legenda Sungai Serayu di Banjarnegara, Mitosnya Terbuat dari Air Pipis Bima
Sebagai ksatria yang jujur dan mempunyai tekad yang kewras, Bima pun menuruti perintah sang gurunya tersebut. Konon ceritanya saat Bima ingin berangkat mencari tirta perwitasari tersebut, tak seorang pun dari keluarga Pandawa mengizinkannya, termasuk sang ibundanya.
Tetapi dengan sepenuh keyakinannya, Bima yang telah mendapatkan petunjuk dari Druna berangkat ke Laut Selatan untuk mendapatkan tirta perwitasari tersebut. Nah, saat kakinya melangkah menuju Laut Selatan, bekas telapak kaki langkah Bima meninggalkan jejak-jejak berlubang.