RADAR TEGAL - Bagi generasi 70-90an di Kota Tegal pastinya pernah menikmati menonton film layar lebar di sejumlah bioskop yang tersebar di beberapa lokasi. Bioskop-bioskop itu dulunya memang kerap menjadi salah satu lokasi warga di Kota Bahari untuk menikmati liburan sembari menonton berbagai genre film yang mereka tunggu-tungu.
Sempat meredup, saat dunia perfilman Indonesia juga surut di pertengahan 90an. Kondisi tersebut kian parah seiring dengan krisis moneter yang sekitar tahun 1999 lalu, bioskop-bioskop itu pun mulai tumbang satu persatu hingga akhirnya tutup permanen.
Selain karena menurunnya minat masyarakat untuk menonton film karena terdesak kebutuhan ekonomi saat itu, pengelola juga tidak mampu mengimpor film-film dari luar negeri. Bahkan pemasukan dari tiket juga tidak mampu menutup biaya operasional bioskop tersebut.
Saat ini, sebagian bioskop telah bertransformasi menjadi tempat publik, sementara sebagian lainnya terbengkalai dan menjadi bangunan yang bernuansa horor.
Nah, pada tulisan ini, Radar Tegal akan mengupas kondisi tempat-tempat tersebut saat ini. Yuk, langsung saja baca artikelnya sampai selesai dan selamat bernostalgia bagi generasi 80-90an.
1. Riang Teater
Bioskop ini terletak di Jalan Udang Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegal Barat. Dahulunya, tempat ini selalu padat pengunjung saat memutarkan film bollywood.
Yah, film-film tersebut memang saat itu tengah naik daun. Para penggemarnya kebanyakan tentu saja kaula muda saat itu yang tengah dimabuk asmara dengan pasangannya.
Tentu saja mereka sangat menggemari film-film dari negara Hindustan itu. Lantaran, tema yang diangkat seputar permasalahan keluarga, percintaan dan perebutan harta.
Saat ini, kondisi bekas bioskop riang ini terbengkalai dan banyak ditumbuhi tanaman liar. Sehingga, menimbulkan kesan angker dan menakutkan bagi siapa saja yang melewati kawasan tersebut, utamanya di malam hari.
Bioskop Riang Theatre
2. Bioskop Duta
Lokasi ini terletak di Jalan Gajahmada atau di salah satu Jalur arteri Kota Tegal. Tidak berbeda jauh dengan nasib Riang Teater, Bioskop Duta juga kondisinya juga terbengkalai hingga saat ini.
Tidak banyak yang bisa menceritakan bagaimana bioskop Duta dahulunya. Sebab, salah satu sumber menyebutkan bioskop tersebut merupakan yang tertua dari bioskop-bioskop lainnya.
Namun, jika melihat bekas kondisi bangunan yang ada, memang tidak jauh berbeda dengan bioskop lainnya saat itu.
3. Plaza
Kehadiran bioskop Plaza yang terletak di Jalan AR Hakim itu sempat menghadirkan nuansa baru dalam dunia perbioskopan. Pasalnya, pengelola menghadirkan konsep eksklusif dalam operasionalnya dan berbeda dari bioskop lainnya saat itu yang lebih mengusung konsep ekonomis.
Jika, bioskop lainnya terkesan kotor, jorok dan kumuh, Plaza ini hadir dengan mengutamakan kenyamanan saat menonton film. Selain itu, film-film yang ditayangkan juga lebih fresh.
Tak heran, saat kemunculan pertamanya bioskop ini kerap dipadati pengunjung dari kalangan menengah ke atas. Harga tiketnya pun cenderung lebih mahal dari bioskop lainnya.
Bioskop ini juga pertama kali yang hadir dengan nuansa ruang untuk menonton terasa sejuk dengan menghadirkan fasilitas pendingin ruangan atau AC. Selain itu, Bioskop Plaza juga menempati bangunan toko serba ada (Toserba) dengan konsep swalayan pertama kali di Kota Tegal yakni Marina.
Sayangnya, toserba itu juga tidak bertahan lama karena kalah dengan kehadiran swalayan yang setara dengan mall di Kota Tegal. Bioskop Plaza pun resmi tutup karena kondisi krisis yang melanda saat itu.
4. Pancamaya
Tempat menonton film layar lebar ini terletak di Jalan Kapt. Sudibyo yang lokasinya merupakan jalur pertemuan antara jalur Tegal-Purwokerto dan Tegal-Semarang serta Tegal-Jalarta. Lokasinya yang sangat strategis membuat nama Bioskop ini tenar menjadi tempat pemberhentian penumpang angkutan umum hingga saat ini.
Sayangnya, Bioskop Pancamaya cukup terkenal karena hal-hal yang berbau syahwat. Konon, mereka yang ingin menikmati layanan plus-plus ilegal, cukup membawa pasangan atau datang sendiri dengan modus menonton film.
Menurut desas desus, siapapun yang datang sendiri dengan pakaian sedikit necis, pasti ada yang akan mendatangi. Kemudian menawarkan layanan tersebut tanpa sepengetahuan pengelola.
Sejak tutup, bekas bangunan Pancamaya itu, kini menjadi ruko. Tidak ada sisa-sisa bekas bioskop kala itu.
5. Bioskop Dana
Bergeser ke arah selatan dari bioskop Duta, ada satu bioskop lagi yakni Dana. Saking terkenalnya, meski kondisinya saat ini telah beralih fungsi menjadi toko swalayan, namun nama Dana masih tersematkan di belakangnya.
Bioskop ini dulunya menyasar masyarakat kelas menengah sebagai pangsa pasarnya. Keberadaannya, lambat laut semakin meredup seiring kondisi saat itu.
6. Bioskop Dewa
Di jantung Kota Tegal tepatnya di kawasan Alun-alun sebelah selatan terdapat bangunan ruko dan gedung pertemuan Mulyadamai. Bangunan itulah yang dulunya digunakan pengelola bioskop Dewa untuk menyayangkan film-film andalannya.
Konsep yang diusung pengelola menyerupai bioskop Riang dan Dana yang menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah. Ada juga cerita-cerita negatif seperti di bioskop Pancamaya yang beredar saat itu.
Apalagi, saat itu film-film yang diputar saat akhir menjelang bangkrut adalah film yang berbau dewasa.
7. Bioskop Dewi
Tepat berada di seberang bioskop Dewa, dulunya ada bioskop Dewi. Nama Dewi sendiri dihadirkan untuk bisa menyaingi Dewa saat itu.
Tidak jauh berbeda dengan Dewa, Bioskop Dewi juga sering dihiasi dengan cerita-cerita miring. Film ternama yang diputar di bioskop ini yang cukup populer adalah Titanic yang dibintangi Kate Winslet dan Leonardo Di Caprio.
Setelah dunia per filman mulai meredup, pengelolaan bioskop Dewi juga menurun hingga akhirnya tutup. Kini, bangunan tersebut dimanfaatkan untuk kantor salah satu bank ternama di Indonesia.
Demikianlah daftar nama-nama bioskop yang pernah sukses memberikan hiburan bagi warga Kota Tegal dan sekitarnya. Kondisinya saat ini memang ada yang sudah beralih tangan dan disulap menjadi bangunan yang tampak hidup, ada juga bangunan yang terbengkalai hingga terkesan menjadi rumah hantu. ***