RADAR TEGAL, Candi Badut adalah cagar budaya di Malang. Candi ini tidak sebesar Candi Prambanan atau Bodobudur. Tetapi, Candi Badut mengandung misteri yang berkaitan dengan sejarah kerajaan di Jawa Timur.
Indonesia memang memiliki sejarah yang panjang. Dahulunya, kerajaan yang berdiri di Nusantara menguasai hampir sebagian besar daerah Indonesia. Candi Badut adalah salah satu jejak dari sejarah tersebut.
Melansir dari Youtube Asisi Channel, inilah informasi seputar misteri Candi Badut dan misteri sejarah yang melingkupinya.
BACA JUGA:Bukan Dibangun Semalam oleh Roro Jonggrang, Inilah Fakta dan Asal Usul Candi Prambanan
Sisa peninggalan Kerajaan Kanjuruhan
Usia Candi Badut diperkirakan sudah 1400 tahun. Candi ini dipercaya dibuat untuk memuliakan Resi Agastya. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Raja Gajayana, seorang raja dari Kerajaan Kanjuruhan.
Ini tertuang dalam Prasasti Dinoyo, yang menyebutkan nama raja, serta perintah mengganti arca Resi Agastya pada tahun 760 masehi. Tahun ini kemudian dipercaya sebagai momen dibangunnya Candi Badut.
Nama badut sendiri ada beberapa kemungkinan. Yang pertama adalah nama lokasi desa sebelum menjadi Karang Besuki. Ada juga yang percaya nama badut diambil dari nama kecil Raja Gajayana, yaitu liswa yang berarti tukang melucu.
Teori lain menyebutkan bahwa badut berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti sorot bintang Agastya dan kanopus.
Sebelum ditemukan pada 1921 oleh petugas Hindia Belanda, Candi Badut tependam di bawah gundukan tanah. Peristiwa penemuan ini berlanjut pada pembangunan ulang dan perbaikan di tahun 1925 sampai 1927 oleh pemerintah Hindia Belanda.
Destinasi wisata sejarah
Sebagai destinasi wisata, Candi Badut mempunyai arsitektur yang unik. Ada 3 bagian di candi ini, yaitu kepala candi, badan candi, dan kaki candi. Lokasinya persis dikelilingi pegunungan.
Candi ini diperkirakan sudah banyak mengalami perubahan sejak pemugarannya. Yang tersisa adalah reruntuhan saja.
Bangunannya terdiri dari batu andesit. Ada relief ukiran kinara-kinari, makhluk surgawi setengah manusia dan setengah burung. Sementara itu, ada kirtimuka di atas pintu masuk dan di kedua sisi tangga.