Ketika Adipati Martalaya meninggal pada 17 Januari 1678, Gendowor mengambil alih pemerintahan Tegal selama tiga tahun.
Pada masa kepemimpinannya, ia menggerakkan pengembangan ekonomi pertanian dengan membuka dan memperluas lahan pertanian, yang memberi dampak positif pada wilayah tersebut.
Tragedi dan kematian
Pada tahun 1680, tragedi menimpa Gendowor. Menurut penuturan Ki Sumarno Martopura dalam karyanya yang berjudul "Tegal Sepanjang Sejarah," Gendowor tewas ditembak oleh pasukan Belanda di Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna.
Walaupun fisiknya telah tiada, warisan perjalanan hidupnya tetap melekat di bumi Tegal.
Makam Gendowor
Tempat peristirahatan terakhir Gendowor berada di makam sederhana di Tegal.
Lokasinya dapat ditemukan di sisi selatan Polsek Adiwerna, dengan petunjuk arah lurus ke timur hingga mencapai perempatan kecil, lalu berbelok ke selatan hingga menemukan pemakaman dengan pepohonan rindang di sisi kanan jalan.