RADAR TEGAL - Sebut Panji Gumilang layak menjadi presiden, guru besar UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan atau UIN Gus Dur Pekalongan ramai diperbincangkan. Banyak yang mengira, kampus tersebut juga memiliki keterikatan dengan Ponpes Al Zaytun.
Guru Besar UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, yaitu Prof Dr H Makrum Kholil, MAg hadir dan memberikan sambutan pada peringatan 1 Syuro 1445 H Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun. Kegiatan itu berlangsung di Masjid Rahmatan Lil Alamin Kabupaten Indramayu pada Rabu, 19 Juli 2023.
Dalam sambutannya, Prof Makrum sempat menyinggung kelayakan Panji Gumilang sebagai presiden. Hal ini sontak menimbulkan kebingungan sekaligus kegaduhan publik.
Terlebih guru besar tersebut turut membawa nama UIN (Universitas Islam Negeri) secara luas. Khususnya UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Terkait hal ini, Pimpinan UIN KH Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) Pekalongan menegaskan kehadiran Prof Makrum pada acara peringatan 1 Muharram Ponpes Al Zaytun adalah inisiatif sendiri. Kehadirannya di ponpes milik Panji Gumilang tersebut bukan dalam rangka melaksanakan tugas.
Bahkan, kehadirannya dalam agenda tersebut di luar sepengetahuan pimpinan dan sivitas akademika UIN Gus Dur. Pihak UIN menegaskan tidak memiliki relasi dan keterikatan apapun dengan Ponpes Al Zaytun.
Termasuk dengan pendirinya. Baik dalam hal historis, ideologi, kerja sama ataupun hal lainnya.
"Karena itu, asumsi yang menyebut UIN Gus Dur memiliki hubungan tertentu dengan Ponpes Al Zaytun adalah sepenuhnya salah, tidak mendasar, dan mengarah kepada fitnah," tandas Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan Prof Dr H Zaenal Mustakim, dalam siaran pers UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan terkait sambutan Prof Makrum di Ponpes Al Zaytun dikutip di laman uingusdur.ac.id, 21 Juli 2023.
BACA JUGA:Video Pengikut Panji Gumilang 'Lempar Jumrah' Beredar, Gede-gedean Infak Sampai Puluhan Miliar
"Perkataan beliau dalam pidato sambutan acara adalah sepenuhnya pandangan pribadi sehingga isi dalam pidato sambutan tidak mewakili ide, pendapat, ataupun statemen dari lembaga, UIN secara umum dan UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan secara spesifik," tandasnya dalam rilis itu.
Mengutip dari Radar Pekalongan, UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan sama sekali tidak memiliki relasi, dan keterikatan apapun dengan Ponpes Al-Zaytun (termasuk pendirinya), baik dalam hal historis, ideologi, kerja sama ataupun hal-hal lainnya. Karena itu, asumsi yang menyebut UIN Gus Dur memiliki hubungan tertentu dengan Ponpes Al-Zaytun adalah sepenuhnya salah, tidak mendasar, dan mengarah kepada fitnah.
Pimpinan UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan sepenuhnya berkomitmen mendukung visi lembaga guna menjadi Universitas Islam Unggul. Dalam pengembangan ilmu untuk kemanusiaan yang berpegang pada nilai-nilai tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), dan tawazun (seimbang).
Karena itu, UIN Gus Dur secara tegas menolak segala bentuk ajaran yang mengarah kepada penyimpangan (kesesatan) dan tindakan kekerasan (radikalisme). ***