Pemindahan ibu kota sementara ke Bukittinggi disebabkan oleh agresi militer Belanda yang kedua dan Yogyakarta jatuh serta dikuasai oleh Belanda sehingga para pemimpin, termasuk Soekarno, ditangkap dan diasingkan. Akhirnya, Syafruddin Prawiranegara yang menjabat sebagai Menteri Kemakmuran RI ditunjuk untuk menjalankan pemerintahan di Bukittinggi.
Meskipun Bukittinggi tidak lagi menjadi pusat pemerintahan, kota ini memiliki keindahan alam dan sejarah yang menarik banyak pengunjung. Panorama lembah dan gunung serta situs-situs bersejarah seperti Jam Gadang dan Ngarai Sianok menjadikan Bukittinggi sebagai destinasi wisata menarik di Sumatera Barat.
BACA JUGA:Ini Daerah dengan Jumlah Penduduk Termiskin di Indonesia, dari Papua sampai Sulawesi Tengah
Bireuen
Kota Bireuen, Aceh, daerah yang pernah menjadi ibu kota Indonesia selama satu minggu sejak 18 Juni 1948, meskipun pusat pemerintahan tetap berada di pusat kota.
Pemilihan Bireuen sebagai ibukota dilakukan karena dianggap relatif aman, terlebih secara geografis wilayahnya dikelilingi perbukitan yang menjadi benteng alam untuk melindungi pusat pemerintahan.
3 daerah yang pernah menjadi ibu kota Indonesia tersebut meninggalkan jejak kenangan masa-masa perjuangan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaannya.Meskipun Jakarta saat ini menjadi ibu kota yang tetap, daerah-daerah lainnya yang pernah berperan sebagai ibu kota memegang nilai historis dan budaya yang tak ternilai harganya.***