Tradisi Unik Masyarakat Papua, Bakar Batu untuk Memasak Makanan

Minggu 16-07-2023,19:33 WIB
Reporter : Ailsa Zevaulima Dilivia
Editor : Ailsa Zevaulima Dilivia

RADARTEGAL.DISWAY.ID - Papua adalah sebuah wilayah paling timur negara Indonesia yang dihuni sekitar 255 suku dengan aneka bahasa dan tradisi. Salah satu tradisi unik masyarakat Papua adalah acara Bakar Batu atau Barapen untuk memasak makanan.

Tradisi unik masyarakat Papua ini berupa ritual memasak bersama-sama warga sekampung sebagai bentuk puji syukur kepada Sang Pencipta. Selain itu, mereka juga sering mengadakan tradisi ini untuk acara pernikahan, penyambutan tamu agung, upacara kematian, dan bukti perdamaian setelah terjadi perang antar suku. 

BACA JUGA:Tradisi Unik Suku Lamalera, Pemburu Paus Paling Tangguh di Dunia

Bakar Batu sebagai tradisi unik masyarakat Papua ini mempunyai istilah tersendiri di setiap daerah dan suku di kawasan, seperti mogo gapil oleh masyarakat Paniai dan kit oba isago oleh masyarakat Wamena. Namun, tradisi ini umumnya dilaksanakan oleh masyarakat Suku Dani yang mendiami wilayah dataran tinggi Wamena. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu tradisi yang ada di Indonesia. Melansir dari kanal youtube Jelajah Bumi, berikut informasi mengenai tradisi unik masyarakat Papua dalam memasak makanan. 

BACA JUGA:Suku Ini Lakukan Hal Tidak Terduga saat Berduka, Kamu Pasti Tidak Akan Pernah Menyangka!

Tradisi unik untuk mengolah makanan

Ritual memasak bersama warga sekampung ini menggunakan media batu yang dibakar hingga membara sehingga muncul istilah Bakar Batu. Sebelumnya, masyarakat menyiapkan bahan baku yang akan mereka masak, seperti aneka sayuran terutama daun labu atau kopingga, ubi, ayam, dan daging babi. 

Biasanya masyarakat melakukan perburuan di hutan. Menurut tradisi, jika hewan buruan yang dipanah langsung mati, maka acara Bakar Batu akan berlangsung lancar, tetapi jika tidak, maka akan ada kendala saat acara berlangsung. 

Selesai berburu, beberapa masyarakat menerima hewan tersebut untuk dipotong. Sementara itu, sebagian masyarakat lainnya menari dan menata batu untuk menyiapkannya menjadi bara. 

BACA JUGA:Kental dengan Tradisi dan Budaya Leluhur, Beginilah Kehidupan di Kampung Naga

Proses memasak dengan batu bakar

Batu Bakar ini menggunakan batu keras seperti batu sungai sehingga tidak mudah hancur. Lamanya waktu untuk membakar batu adalah sekitar 2 - 4 jam. 

Selanjutnya, batu panas mereka masukkan ke beberapa lubang yang telah tersedia dengan jepitan yang terbuat dari batang kayu. Lubang tersebut memiliki kedalaman 50 cm dengan lebar mencapai 3 - 4 m.  

Setelah batu-batu panas masuk, semua bahan makanan lain seperti sayuran, ubi, dan daging masuk ke lubang hingga terisi penuh. Pada bagian atas, mereka kembali meletakkan batu panas agar semua bahan makanan matang secara merata. 

Kategori :