SLAWI, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Upaya melakukan jihad akademik, Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal menggelar Seminar Nasional di halaman Kampus IBN Tegal, Sabtu, 24 Juni 2023.
Acara ini dipelopori oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IBN Tegal.
Kegiatan diibuka oleh Rektor IBN Tegal Dr Saepudin MA. Seminar kali ini mengusung tema tentang ‘Pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kualitas Generasi Milenial'.
Hadir dalam acara tersebut, Dosen Filsafat dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Fahruddin Faiz MAg, dan Dosen Prodi Pendidikan FITK IBN Tegal Dr Arif Muntaqo MSI.
Acara seminar diawali dengan lomba-lomba tingkat lokal maupun nasional, baik yang bersifat akademik maupun nonakademik. Seperti pidato tingkat SMA atau sederajat, microteaching untuk tingkat mahasiswa se Indonesia dan E-Sport untuk internal Kampus IBN Tegal.
BACA JUGA:Penuhi Unsur Tri Darma Perguruan Tinggi, 17 Dosen IBN Tegal Dapat Bantuan Hibah
Di akhir acara, panitia memberi hadiah kepada pemenang dari lomba-lomba tersebut sekaligus memberikan santunan anak-anak yatim berupa uang dan sembako.
Rektor IBN Tegal Dr Saefudin mengatakan bahwa acara tersebut merupakan jihad akademik yang mempunyai nilai kuat dalam sistem akademik di IBN Tegal.
Menurutnya, muara mahasiswa PAI adalah menjadi guru Pendidikan Agama Islam, sehingga diharapkan agar mahasiswa PAI bisa menjadi guru yang bukan hanya memahamkan siswa tetapi menginspirasi.
Dosen Filsafat dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Fahruddin Faiz MAg menjelaskan tentang prospek dan tantangan dunia saat ini yang harus digarisbawahi adalah pendidikan itu sangat vital dan eksistensial.
Dia menjelaskan, manusia bisa menjadi manusia yang sesungguhnya yakni melalui proses pendidikan. Selain manusia, semuanya adalah makhluk paket jadi.
Artinya hanya dengan mengandalkan instingnya, mereka bisa menjadi dirinya masing-masing sepenuhnya. Berbeda dengan manusia, bukan sebagai makhluk paket jadi, tetapi paket potensi.
Artinya manusia memiliki potensi untuk bisa berbuat baik, juga bisa berbuat buruk. Agar potensi tersebut lahir dalam keadaan baik, maka perlu melalui tahap pendidikan.
“Modal utama manusia bisa melakukan apa saja adalah ilmu. Sementara ilmu bisa didapatkan melalui pendidikan,” paparnya.
Dosen Prodi Pendidikan FITK IBN Tegal Dr Arif Muntaqo MSI mengemukakan, pendidikan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi ilmu yang didapatkan harus dihayati dan diamalkan secara terus menerus sehingga menjadi pembiasaan. Dari pembiasaan itulah yang kemudian lahir sebagai pandangan hidup atau way of life.