"Sering timbul persaingan antar petani dan rawan konflik karena berebut air," ujarnya.
Pramono berharap, pemerintah segera memberikan solusi. Setidaknya, Waduk Cacaban dapat dialirkan ke areal pertanian di desanya.
"Kami minta pemerintah memberikan jalan keluar. Apalagi jika memang kami tidak diperbolehkan menggunakan air di Bendungan Cipero," ucapnya.
Terpisah, petani di Desa Kertayasa, Kecamatan Kramat, Maksus menuturkan hal senada. Dia mengaku kesulitan air irigasi setiap musim kemarau.
Dia menghendaki, pemerintah dapat mencarikan solusi agar para petani di wilayah pantura bisa panen tiga kali dalam setahun.
"Semoga usulan kami bisa terwujud," tukasnya. ***