SLAWI, RADARTEGAL.DISWAY.ID- Menjalani ritual thudong atau berjalan kaki dari negaranya ke Indonesia, perjalanan 32 biksu Thailand menyita perhatian publik. Namun, belakangan publik terpecah saat mengetahui penyambutan biksu dengan hadroh.
Pro dan kontra terkait hal ini belakangan muncul di luar. Mereka yang pro menganggap penyambutan tersebut bagian dari toleransi yang ditunjukkan masyarakat Indonesia kepada biksu Thailand.
Namun, sebagian lainnya menganggap hal tersebut sudah berlebihan. Salah satunya dari netizen dengan akun @n_33_xol***.
"rada keder nyong ???? kayane wis berlebihan apa pibe sih gaes? bukane toleransi kwe "lakum diinukum waliyadiin" wis cukup yaa??? ???? apa nyong sing ora mudeng ????," tulisnya dengan bahasa campuran Tegal di akun media sosial Instagram Radartegalofficial, Jumat, 26 Mei 2023 2 jam yang lalu.
Akun lainnya @dony_heru_sapu*** menilai jika toleransi itu menghormati agama dan ibadahnya agama lain.
"Bukan mencampurkan akidah agama."
BACA JUGA:Biksu Thailand Disambut Hadroh dan Karawitan, Bupati Tegal: Mereka Terkesan
Lalu ada juga akun @yuwandoa*** yang menulis jika semestinya penyambutan jangan hanya dengan hadroh saja.
"Aj kur di hadrohi tok oh ora masuk, mnding sklian di ceramahi men mlebu islam.. Toleransi tpi kok ngno ya????," tulisnya dengan emot sedih.
Diketahui, para biksu Thailand sendiri sudah merencanakan perjalanan ini sejak setahun lalu. Para biksu yang berasal dari berbagai negara itu melintasi Thailand, Malaysia, Sigapura, dan Indonesia.
Mereka berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Mereka akan sampai di Borobudur pada saat perayaan Waisak nanti.
Tepatnya pada tanggal 2 dan 3 Juni 2023. Rombongan yang awalnya berjumlah 50-an itu saat ini dijadwal berada di Banyuputih dan akan melanjutkan perjalanan ke Kendal. ***