PULOSARI, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Petani cabai di Kabupaten Pemalang menangis.
Harga cabai merah besar, saat ini hancur dan merugikan petani. Harga tersebut mencapai titik terendah, padahal kualitas cabai cukup bagus.
Parahnya lagi, kebanyakan petani saat ini siap panen. Bahkan cabai diperkirakan hasil panennya melimpah.
Namun sayang, harga komoditas sayuran tersebut hancur. Hal ini membuat petani resah.
BACA JUGA:Amankan Arus Mudik dan Balik Lebaran 2023, Polres Pemalang Siagakan 838 Personel
Marno petani cabai di Desa Siremeng Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang mengatakan, cabai di lahannya sudah bisa panen. Akan tetapi harga yang hancur membuat pengeluaran membengkak.
"Antara harga dan pengeluaran tidak imbang sama sekali, makanya rugi besar," katanya, Jumat 28 April 2023.
Marno menjelaskan, harga cabai sekarang ini dapat dikatakan berada di titik terendah.
Jangankan dapat untung, modal juga tidak kembali. Padahal perawatan cabai tidak semudah sayuran lain. Harus ekstra, baik untuk pupuk, obat dan penyiraman.
BACA JUGA:DPRD Prihatin Keuangan Daerah Semakin Sulit: Pemalang Makin Bonyok
"Harga saat ini hanya Rp8.000 perkilogram, sebelumnya mencapai Rp25.000 perkilogram jadi kita rugi besar," imbuhnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Toto, petani cabai merah. Dirinya panen cabai cukup banyak dan rata-rata kondisinya bagus.
Namun karena harga dipasaran hancur, petani juga ikut hancur karena hanya capek saja yang didapatkan.
BACA JUGA:Disentil DIsdukcapil Soal Parkir, Dishub Pemalang Gercep Beri Pembinaan Jukir
"Dapat capek saja, karena harga hancur. Kita rugi besar dan hanya bisa pasrah, dan berharap harga naik," ungkap Toto. *