Dia mengungkapkan, kerusakan plat besi pada kontainer sampah ini kerap kali terjadi.
Penyebabnya adalah air lindi atau cairan dengan tingkat keasaman tinggi yang dihasilkan dari timbunan sampah didalamnya akibat paparan air hujan. Kondisi ini mempercepat terjadinya korosi pada kontainer.
“Kontainer sampah ini sifatnya mobile, pengganti TPS. Dua sampai tiga hari sekali kontainer ini kami angkut ke TPA menggunakan truk armroll. Pada durasi waktu itu, khususnya saat musim penghujan, air lindi terbentuk yang akhirnya membuat plat besi di kontainer berkarat,” ujarnya.
BACA JUGA:CJIBF 2022 Tawarkan 80 Peluang Investasi di Jawa Tengah
Lebih lanjut Eko memaparkan, DLH Kabupaten Tegal didukung oleh 30 armada pengangkut sampah. 27 unit berupa dump truk dan tiga unit lainnya berupa truk amroll.
Adapun penempatan kontainer sampah ada di 18 titik lokasi, terutama di pasar yang tidak tersedia TPS. Seperti Pasar Banjaran, Pasar Lebaksiu, Pasar Kupu, dan beberapa pasar lainnya.
Sementara untuk kebutuhan di rumah sakit dan perusahaan di Kabupaten Tegal, pihaknya menyarankan agar mereka menyediakan kontainer sendiri.
BACA JUGA:Jateng Kandidat Provinsi Paling Informatif, Ganjar: Mau Terbuka ya Harus Buka Aduan di Medsos
Sehingga DLH tinggal mengangkutnya ke TPA. Kebijakan ini diterapkan karena jumlah kontainer sampah terbatas.
"Untuk kebutuhan perbaikan dan opersional sebenarnya sangat mendesak. Semoga secepatnya dianggarkan," tandasnya. (*)