Malaysia Lebih Dulu Turunkan Harga BBM, kok Indonesia Malah Dinaikkan?

Senin 05-09-2022,12:40 WIB
Reporter : Zuhlifar Arrisandy
Editor : Zuhlifar Arrisandy

JAKARTA, radartegal.com - Ternyata sebelum pemerintah menaikkan harga BBM subsidinya, Malaysia justru lebih dulu menurunkan harga BBM RON97. Keputusan Pemerintah Malaysia menurunkan harga BBM dilakukan pada 22 Agustus 2022 lalu.

Kementerian Keuangan Malaysia sebagaimana  dilansir radartegal.disway.id dari Malaymail menyebut kan harga eceran bensin RON97 turun lima sen. Sebelumnya, BBM RON97 per liternya seharga 4,35 Ringgit Malaysia, kini menjadi 4,30 Ringgit Malaysia.

Sementara itu harga BBM RON95 dan solar tidak mengalami perubahan, tetap 2,05 Ringgit Malaysia per liternya. Sedangkan untuk BBM jenis solar dibanderol 2,15 Ringgit Malaysia per liter.

Penurunan harga BBM RON97 disebut dilakukan untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak dunia.  Harga BBM di Malaysia ditetapkan berdasarkan harga eceran mingguan produk minyak bumi, menggunakan formula Mekanisme Penetapan Harga Otomatis (APM).

"Pemerintah akan terus memantau tren harga minyak mentah global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesejahteraan rakyat terus terlindungi,” katanya.

Ini berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, di mana harga BBM justru dinaikkan per, Sabtut 3 September 2022.  Untuk BBM subsidi jenis Pertalite yang semula Rp7.650 per liter kini di harga Rp10 ribu per liter.

Kenaikan harga juga diterapkan untuk BBM jenis solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sedangkan untuk BBM non subsidi, pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pun direspon keras berbagai pihak. Pengamat politik Zainal Muttaqin menyebut, ada bahaya besar mengintai Presiden Jokowi, salah satunya gejolak sosial atau kerawanan sosial.

“Akan muncul gejolak sosial yang berpotensi memicu kerawanan sosial, bisa juga turun ke jalan,” kata Zainal, Sabtu 3 September 2022.  Ia menilai kenaikan harga BBM bersubsidi itu akan menambah beban ekonomi masyarakat.

“Jokowi sebagai presiden tidak memiliki visi kesejahteraan rakyat, ekonomi rakyat terbebani,” ujarnya.

Zainal juga menyoroti soal Bantuan Sosial Langsung (BLT) yang digelontorkan Presiden Jokowi.  Menurut pengamat dari Jaringan Progresif 98 itu, BLT dikucurkan Presiden Jokowi salah satunya untuk meredam gesekan social akibat naiknya BBM ini.

“Antisipasi melalui BLT untuk 14 juta, tidak akan meredam situasi sosial. Keputusan ini adalah buah pahit dari perencanaan,” tandasnya. (*)

Kategori :