Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa tengah mewisuda sebanyak 263 siswa yang telah dinyatakan lulus. Sekitar 80 persen sudah terserap menjadi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan, dan lainnya melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Wisuda angkatan VI tersebut dilakukan di masing-masing sekolah. Yakni di kampus SMKN Jawa Tengah di Semarang ada 119 siswa, 48 siswa di kampus SMKN Jateng Pati, dan 96 siswa di kampus SMKN Jateng Purbalingga.
Kepala SMKN Jateng di Semarang, Sriyono menuturkan bahwa tingkat kelulusan angkatan VI di sekolahnya mencapai 100 persen. Yakni ada sebanyak 119 siswa, yang saat ini diwisuda.
"Presentase kelulusan angkatan VI ini 100 persen, dengan jumlah 119 siswa," ujarnya usai acara wisuda di lapangan kampus SMKN Jateng di Semarang, Kamis (16/6).
Dari total siswa yang diwisuda, lanjut dia, sudah ada yang terserap menjadi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan. Di antaranya 6 tamatan di PT Buma, 87 tamatan dalam prpses seleksi di PT KAI, PT Buma, dan Tambang PPA). Selain itu, ada 4 tamatan yang tengah proses seleksi di instansi Polri.
"Dan, untuk angkatan ini juga ada 7 tamatan yang sudah diterima di perguruan tinggi, serta 15 lainnya sedang proses seleksi," paparnya.
Menurutnya, SMKN Jateng merupakan langkah solutif yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam memutus rantai kemiskinan sekaligus mengurangi angka pengangguran.
"Terimakasih kepada Pak Ganjar yang telah menginisiasi sekolah boarding ini untuk bisa memutus rantai kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan bagi para alumni," jelasnya.
Untuk tahun ini, SMKN Jateng di Semarang telah membuka pendaftaran 120 anak didik baru. Mereka semua berasal dari keluarga tidak mampu.
"Karena keterbatasan asrama tahun ini kita menerima 120 siswa baru, untuk 4 jurusan. Syaratnya banyak tapi secara umum, berasal dari keluarga miskin, sehat dan berprestasi," paparnya.
Baginya lulusan SMKN Jateng menjadi incaran perusahaan-perusahaan, terutama di sektor industri. Sebab, selain keterampilan, siswa SMKN Jateng dibekali karakter, budaya kerja dan kecerdasan yang siap menghadapi dunia kerja.
"Ada tiga hal yang menjadi keunggulan. Yakni karakter, budaya kerja dan kecerdasan improvement," tandasnya. (zul/rtc)