Jika kamu ingin agar Islam tidak tersakiti, maka kamu jangan sakiti pemeluk agama lain. Pesan ini disampaikan KH Ahmad Bahauddin atau yang karib disapa Gus Baha.
Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari mencintai Islam.
Dulu, kata Gus Baha, saking semangatnya beragama banyak dari sahabat Rasulullah SAW menghina berhala Uza. Dapat serangan dari umat Islam, orang musyrik balik menyerang.
“Tuhan kalian juga ‘jancuk’,” teriak orang musyrik seperti ditirukan Gus Baha.
Dari kekisruhan tersebut, orang Islam dan musyrik saling mencaci satu sama lain, akhirnya Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar umatnya jangan saling menghina.
Maka turunlah ayat 108 dari Surat Al-An’am yang berbunyi: Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
“Tidak menghina agama lain, hormat pada pemeluk agama lain bukan karena ikrar, tidak. Itu agar Islam tidak dihina. Ini bagian dari mencintai Islam,” demikian pesan Gus Baha dalam satu kesempatan di Pesantren Lirboyo, belum lama ini.
Menurut dia, jika kita terbiasa menghina atau merendahkan pemeluk agama lain, Islam sendiri yang merugi.
Lebih lanjut ulama NU asal Rembang itu menyampaikan sebuah hadis yang menceritakan percakapan Nabi SAW dengan sahabat.
Rasulullah SAW mengingatkan agar jangan sampai seseorang mencela ayahnya.
Para sahabat heran, bagaimana pula anak bisa memaki ayahnya. Nabi pun menuturkan, bahwa seseorang yang menghina bapak orang lain, lalu orang tersebut membalas celaan serupa untuk ayah orang yang mencela tadi.
“Dengan kata lain, menghina ayah orang lain sama dengan menghina bapak kita sendiri,” terangnya dikutip dari Fajar.co.id. (ima/rtc)