Tantangan hacker anonim akhirnya ditanggapi pakar telematika, Roy Suryo. Diketahui, hacker anonim menantang untuk mengungkap foto yang diduga mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo bersama Aylawati Sarwono.
Menurut Roy Suryo, tidak perlu menanggapi tantangan dari yang menyebutnya sebagai hacker anonim. Apalagi dengan perilaku kampungan semacam potong telinga.
"Saya memang (SENGAJA) TIDAK PERLU menanggapi "tantangan" dari yg menyebut dirinya "HACKER ANONIM" tsb, apalagi dgn perilaku KAMPUNGAN macam "Potong Telinga" dsb," kata Roy Suryo, Rabu, 4 Mei 2022.
"Jadi ingat dulu ada Politisi Bunglon yg beraninya cuma berganti2 Warna Rambut dimana pernah janji2 serupa & tidak kunjung juga merealisasikannya (meski sudah terbukti yg disampaikan salah/tidak benar)," sambungnya.
Mantan Menpora era Presiden SBY ini mengatakan, jika pernyataan ini sama sekali tida menaikkan sikap terhadap hacker anonim. "Pernyataan saya ini juga samasekali tidak menaikkan Sikap saya thdp dia, sekedar Penegasan saja kepada Masyarakat agar tdk mendapatkan Info2 sesat saja," terangnya.
Lewat keterangannya, Roy Suryo menyebut seperti ini. Pertama , Subyek utamanya adalah Pak GN, jadi Silakan sampaikan kepada Ybs (atau boleh juga ke Mbak AS), salah alamat kalau malah menantang2 saya selaku Pakar.
Kedua, memangnya dia itu siapa, mau sok2an "berlindung" dibalik Anonimitas, samasekali TIDAK GENTLE, jadi memang TIDAK PERLU ditanggapi serius, cukup diberi SENYUM saja.
Ketiga, "tantangan"-nya juga SALAH (& Bodoh), mana ada Teknologi Telematika mau diuji secara MEKANIK, memangnya Bengkel Otomotif? Definisi istilah basisnya saja dia sudah salah, NGACO.
Mantan politikus Demokrat ini juga melanjutkan, jika tidak setuju dengan pendapat dan analisis, seharusnya dijawab dengan prinsip ilmiah.
"Jadi LOUD & CLEAR sikap saya, kalau memang tdk setuju Pendapat & Analisis tsb (Apalagi "katanya" punya "Bukti"), silakan gunakan Prinsip ilmiah: DALIL-kan terlebih dahulu (karena SIAPA yg berpendapat itulah yg harus menyampaikan dimuka, jangan dibalik2 spt BOCAH yg tdk tahu prosedur," bebernya.
"Bahkan kalau perlu Paparkan didepan HUKUM FORMAL yg berlaku di Indonesia: Bikin Laporan ke Instansi terkait sampai Uji Analisisnya yg bisa dipertanggungjawabkan. Sekalilagi kalau tantangannya hanya "Potong Kuping" itu jelas2 KAMPUNGAN, tidak berkelas samasekali," sambungnya.
"Dengan tatacara yg BENAR, Runtut /:Terstruktur (serta Terukur) & Sesuai Kaidah Ilmiah itulah Masyarakat akan bisa mendapatkan Manfaat dari Diskursus Pemaparan Teknis yg ada, karena semua Pihak secara Apple-to-apple menyampaikan Analisisinya secara TERBUKA, tidak seenaknya "Lempar Batu sembunyi Tangan" dibalik Anonimitas. Terlebih2 dia menyebut dirinya " Aing " segala, Mungkin maksudnya 'KAING KAING'," tandasnya. (fin/zul)