Wabah hepatitis akut misterius yang menyerang ratusan anak-anak di sejumlah negara patut diwaspadai. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau jika anak-anak memiliki gejala-gekala yang menjurus ke gejalanya agar segera diperiksakan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Juru bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan, gejala-gejalanya adalah kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, serta buang air kecil berwarna teh tua.
Selain itu juga, papar Sitia Nadia, buang air besar berwarna pucat, kejang, hingga penurunan kesadaran.
"Kewaspadaan terhadap kasus demam kuning dan gejala saluran cerna lainnya, seperti mual, muntah, diare hebat, untuk segera masyarakat melaporkan," kata Siti Nadia Tarmidzi dalam keterangannya, Rabu (4/5).
Sejak informasi itu dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, kata dia, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
WHO kali pertama menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan satu kasus dilaporkan meninggal.
Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal atau nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah. Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.
Nadia pun meminta agar seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia waspada dan segera melakukan investigasi jika menemukan warga dengan gejala Hepatitis misterius.
Adapun terkait kematian tiga anak yang disebut karena menderita Hepatitis misterius, kata Nadia, masih diteliti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. "Kita masih lakukan investigasi kontak," terangnya.
Seperti diketahui, sejumlah negara melaporkan adanya temuan penyakit hepatitis misterius. Ratusan remaja di berbagai negara dikabarkan mengidap penyakit tersebut.
Total, terdapat empat kasus meninggal akibat penyakit Hepatitis misterius. Tiga di antaranya berasal dari Indonesia.
Kemenkes melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022. (fin/zul)