Sindir Pengusaha Minyak Goreng, Nusron Wahid: Salah Sendiri Diajak Baik-baik Turunin Harga Tak Mau

Minggu 24-04-2022,04:40 WIB

Apresiasi dan pujian dari kalangan legislator di Komisi VI DPR RI langsung dilayangkan, usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng atau crude palm oil (CPO).

Keputusan Presiden Jokowi itu dinilai menunjukkan komitmennya untuk berpihak pada rakyat. Apalagi selama enam bulan terakhir, rakyat kecil sangat dipusingkan dengan langka dan tingginya harga minyak goreng.

Apresiasi tersebut salah satunya diungkapkan anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid. Selain bermakna untuk rakyat, kata Nusron, kebijakan baru Presiden Jokowi ini juga sekaligus pernyataan perang ke pengusaha besar.

Yaitu agar tidak lagi mengekspor minyak goreng saat stok untuk pasar dalam negeri belum tercukupi. "Ini bukti Presiden menyatakan perang dengan pengusaha dan memilih berpihak dengan rakyat," kata Nusron kepada wartawan, Sabtu (23/4).

Nusron menegaskan selama ini Presiden Jokowi sebenarnya sudah cukup bersabar memberi kesempatan bagi industri minyak goreng untuk menurunkan harga.

Namun, legislator Partai Golkar ini menyayangkan para pelaku usaha di industri minyak goreng justru terkesan menolak mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah.

Hal itu terlihat saat pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng di angka Rp14.000 per liter, stok minyak goreng kemasan langsung langka di pasaran. Sementara saat HET dicabut, stok minyak goreng kembali langsung melimpah.

Menyinggung Kejaksaan Agung (Kejagung) yang belakangan menemukan adanya penyelewengan ekspor bahan baku minyak goreng yang menyebabkan kelangkaan di dalam negeri oleh tiga perusahaan, yakni PT Wilmar Nabati Indonesia, Permata Hijau Group (PHG), dan PT Musim Mas.

Bagi Nusron, dengan kondisi tersebut, sangat wajar apabila Jokowi mengambil keputusan tegas untuk melarang ekspor minyak goreng dan bahan bakunya sampai waktu yang tak ditentukan.

"Salah sendiri diajak baik-baik sama presiden (untuk turunkan harga) pada tidak mau, dengan dalih harga internasional. Ibarat perang; sekarang presiden sudah meledakkan bom. Habis itu pengusaha nangis-nangis dan ampun-ampun," katanya.

Nusron juga berharap dengan kebijakan berani Presiden Jokowi ini, harga minyak goreng bisa kembali normal di pasaran, yakni Rp14.000 per liter.

"Stok minyak goreng juga diharapkan tak lagi langka meski harganya turun," pungkas Nusron. (rmol/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait