Kementerian Pertahanan China menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai pembohong dan pembuat onar. Selain itu, juga dikatakan bahwa semua orang sudah tahu negara mana yang merupakan pemrakarsa terbesar krisis Ukraina.
Ungkapan pedas China itu disampaikan dalam pernyataan terbarunya, Kamis (24/3). Juru bicara kementerian, Wu Qian membuat komentar pedas itu menanggapi tuduhan pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Yakni bahwa Beijing mengetahui sebelumnya tentang serangan Rusia terhadap Ukraina. Selain itu juga bahwa China bahkan telah meminta Moskow untuk menundanya sampai setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.
Wu mengutuk klaim tersebut, bersama dengan laporan tentang China yang diduga menawarkan bantuan militer ke Rusia, dengan mengatakan ada “disinformasi mutlak” yang hanya bertujuan untuk “mengalihkan kesalahan dan melemparkan lumpur ke China.”
"Tuduhan itu menunjukkan wajah AS yang sebenarnya sebagai pembohong dan pembuat masalah,” katanya.
Wu Qian menambahkan bahwa negaranya dengan tegas menentang upaya AS untuk menyebarkan informasi palsu dan jahat yang menargetkan China mengenai masalah Ukraina.
RT melaporkan, Jumat (5/3), juru bicara kementerian menekankan bahwa perang Ukraina telah dihasilkan dari berbagai alasan dan dalam konteks sejarah yang kompleks, namun ada kekuatan besar yang memperparah keadaan itu.
"Kita semua memahami kekuatan besar mana yang memikul tanggung jawab terbesar untuk krisis hari ini,” merujuk pada peran Washington.
Wu dalam tanggapannya juga mengatakan nuat Beijing yang menginginkan semua pihak terkait untuk menjaga pintu dialog,, konsultasi dan negosiasi agar tetap terbuka untuk mengurangi situasi di Ukraina.
"China akan memainkan peran konstruktif dalam mencari dan mewujudkan perdamaian," katanya.
Dia juga menyerukan “arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan” dan menunjukkan bahwa sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, negara tersebut tidak pernah menginvasi negara lain.
Selain itu juga tidak pernah terlibat dalam perang proksi, tidak pernah mencari pengaruh, atau berpartisipasi dalam konfrontasi blok militer apa pun.
Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk dan pengakuan Rusia atas republik Donbass dengan ibu kota di Donetsk dan Luhansk.
Rusia telah menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev sementara itu bersikeras bahwa serangan Rusia benar-benar tidak beralasan, menyangkal klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali republik Donbass dengan paksa.