Meski harganya telah mengalami kenaikan, namun stok minyak goreng baik kemasan maupun curah di sejumlah pasar tradisional masih sangat terbatas. Pedagang pun mengaku pusing dibuatnya.
Andiyani (40), salah satu pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal, mengatakan saat ini harga minyak goreng kemasan merek tertentu harganya mencapai Rp48 ribu per dua liter. Padahal sebelumnya, hanya Rp28 ribu.
"Harganya mengalami kenaikan yang cukup tinggi," katanya.
Kemudian, kata Andiyani, untuk minyak goreng curah dengan kualitas paling rendah yakni Rp20 ribu per kilogram. Sedangkan untuk yang kualitas paling baik Rp36 ribu per kilogram.
"Tetapi untuk stoknya saat ini masih kosong belum pada datang," ujarnya.
Meski begitu, kata Andiyani, pelanggannya terpaksa tetap membelinya. Sebab, minyak merupakan bahan pokok untuk membuat masakan.
Berbeda dengan pasar tradisional, stok minyak kemasan di tingkat distributor masih mencukupi. Harganya pun telah disesuaikan dengan aturan dari Pemerintah Pusat.
Johanes Herman salah satu penanggungjawab distributor mengatakan sampai saat ini harga sudah mulai stabil, berkisar Rp24 ribu per liter. Kemudian untuk stok, dirinya langsung mengambil dari pabriknya.
"Selama ini tidak ada kendala stok. Saya menerima langsung dari pabriknya, tidak dari Jawa Timur ya dari Jawa Barat," ungkapnya.
Johanes menambahkan, stok yang ada di tempatnya itu dipasarkan di 4 wilayah. Yakni, Kota dan Kabupaten Tegal, Brebes serta Pemalang.
Staff Bappeda Kota Tegal Indah Suzaini usai mengikuti sidak di pasar dan distributor minyak goreng mengatakan pengecekan harga dilakukan di Pasar Martoloyo, Pasar Pagi dan distributor.
Adapun untuk harga yang curah di dua pasar itu yakni Rp18 ribu-19 ribu per kilogram, kemudian yang kemasan harganya Rp23 ribu-24 ribu. "Kalau stoknya tidak banyak, terbatas. Tetapi masih bisa memenuhi kebutuhan," tandasnya.
Selain minyak, sejumlah kebutuhan pokok ada yang mengalami kenaikan, stabil hingga turun. (muj/zul)