Vaksin Sinovac yang cenderung diremehkan selama ini, ternyata memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan vaksin-vaksin lainnya. Hal itu diungkapkan ahli bioteknologi yang juga Associate Professor di Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo PhD.
Selama ini vaksin Sinovac cenderung diremehkan hanya karena memiliki jumlah antibodi yang lebih rendah, dibanding vaksin berbasis mRNA.
“Memang benar. Tapi, sistem imun kita kan tidak hanya mengandalkan antibodi. Masih ada lini pertahanan terakhir dari sel T, yang melindungi kita dari sakit berat dan kematian,” kata Bimo via laman Instagramnya, Senin (24/1).
Berikut 4 alasan Bimo, yang menegaskan vaksin Sinovac tidak bisa diremehkan:
1. Sinovac mampu mengaktifkan sel T dengan lebih baik
Bimo berpendapat, alasan ini mungkin menjadi sebab rendahnya angka kematian di negara-negara pengguna vaksin Sinovac seperti Chile dan Turki. Untuk diketahui, dalam melawan virus Covid, kita memiliki tiga lapis pertahanan. Pertama, masker dan protokol kesehatan. Kedua, antibodi dari vaksin atau infeksi alami. Ketiga, sel T. Sehingga, jika lolos dari antibodi, virus masih bisa diblokir oleh lini pertahanan terakhir tubuh dari sel T, yang melindungi kita dari sakit berat dan kematian.
2. Antibodi yang dihasilkan lebih beragam
Bimo menyebut, jumlah antibodi spike vaksin Sinovac memang lebih rendah dibanding vaksin Pfizer. Tapi, vaksin Sinovac mampu menghasilkan antibodi nucleocapsid yang tidak mampu dihasilkan vaksin Pfizer. Antibodi spike bekerja dengan cara menempel dan memblok bagian spike, sehingga virus tidak bisa menginfeksi kita. Sementara antibodi nucleocapsid, menempel dan memblok bagian nucleocapsid. Sehingga, meski virus masih bisa menginfeksi kita, tapi antibodi nucleocapsid mampu menghambat proses aktivasi virus.
3. Menghasilkan sel memori yang mengenali varian Omicron
Sel B memori dari penerima vaksin booster Sinovac, mampu menghasilkan antibodi yang mampu mengenali varian Omicron.
4. Efek samping rendah
Data Adverse Events Following Immunization (AEFI) atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Malaysia mengungkap, vaksin Sinovac memiliki efek samping yang paling rendah dibanding vaksin Pfizer dan AstraZeneca.
Kesimpulannya, Vaksin Sinovac dan Pfizer bisa saling melengkapi. Vaksin Pfizer memberikan perlindungan dengan antibodi untuk mencegah Covid bergejala, sementara vaksin Sinovac mengaktifkan sel T untuk mencegah sakit berat dan kematian.
“Kombinasi vaksin primer Sinovac (2x) dan booster Pfizer (1x) bisa menjadi pilihan yang bagus," tandas Bimo. (hes/rm/zul)