Oleh: Dahlan Iskan
SAMPAI hari ini saya belum juga hafal nama ibu kota baru Myanmar. Padahal itu sudah tidak baru lagi. Sudah 15 tahun pindah dari Yangon ke situ.
Apakah nama ibu kota baru Indonesia akan senasib itu?
Rasanya tidak. Nama Nusantara cukup mudah diucapkan. Bandingkan dengan pengucapan ibu kota baru Myanmar itu: Naypyidaw.
Pandemi Covid ternyata tidak menyurutkan sedikit pun tekad pemerintahan Jokowi untuk pindah ibu kota. Bahkan ibu kota baru itu kini sudah benar-benar legal. DPR sudah mengesahkan UU-nya, Selasa lalu. Berikut namanya.
Dari siapa usulan nama Nusantara itu?
“Dari Pak Presiden sendiri. Ide Pak Jokowi sendiri," jawab seorang menteri yang saya hubungi.
Maka kalau kelak akan berulang tahun, mestinya, HUT kota Nusantara jatuh setiap tanggal 18 Januari.
Nama Presiden Jokowi akan abadi di situ: sebagai pemindah ibu kota negara sekaligus pemberi nama kota baru itu.
Maka juru ramal pun mulai mengutak-atik nasib masa depan Nusantara. "Kenapa pilih nama empat suku kata ya?" ujar seorang peramal. Ia bersandar pada kepercayaan Tionghoa. "Empat itu kan lambang kematian," tambahnya.
Ia lebih berharap nama ibu kota baru itu ''Jokowi''. Tiga suku kata. "Tiga itu lambang kehidupan," katanya.
"Lho nama ibu kota baru Malaysia kan juga empat suku kata. Pu-tra-ja-ya," kata saya.
"Makanya, Malaysia juga tidak maju. Malah mundur," jawabnya.
"Nama jelek kan bisa dibuat baik dengan cara dibuang sialnya," sergah saya.
"Iya, sih," jawabnya pasrah.