11 juta orang di berbagai wilayah di Indonesia atau sekitar 7,1 persen penduduk negara akan melakukan perjalanan antar kota saat libur Nataru 2021.
Hasil itu merupakan hasil survei Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Perhubungan. Nah, aktivitas transportasi yang tidak sehat ini diprediksi akan mendorong percepatan terjadinya perluasan wabah penyakit.
Pada saat pemerintah melakukan pembatalan PPKM Level 3 diperkirakan potensi pergerakan masyarakat di Jawa dan Bali sekitar 11 juta orang (7,1 persen) yang akan melakukan perjalanan. Sementera potensi pergerakan masyarakat di wilayah Jabodetabek sebanyak 2,3 juta orang (7 persen).
Di antaranya di daerah asal Jawa dan Bali seperti Jabodetabek 21.8 persen atau 2,3 juta orang, Jawa Tengah 20,2 persen atau 2,2 juta orang, dan Jawa Timur 19,7 persen atau 2,1 juta orang.’
Berikutnya adalah Jawa Barat Non Jabodetabek 19,3 persen atau 2,1 juta orang, Bali 7,4 persen atau 794 ribu orang; Banten Non Jabodetabek 6 persen atau 643 ribu orang, dan DI Yogyakarta 5,6 persen atau 605 orang.
Sementara itu, sebagai daerah tujuan terbanyak untuk perjalanan orang dari Jawa dan Bali adalah Jabodetabek 22,9 persen atau sekitar 2,5 juta orang; Jawa Tengah 19,5 persen atau sekitar 2,1 juta orang; dan Jawa Barat 18,5 persen atau sekitar 2 juta orang.
Lalu pelaku p-erjalanan yang menuju ke Jawa timur 16,6 persen atau sekitar 1,8 juta orang dan DI Yogyakarta 5,8 persen atau 624 ribu orang. Sedangkan moda yang paling banyak dipilih untuk digunakan adalah sepeda motor 28,5 persen atau 3,1 juta orang yang akan menggunakan sepeda motor.
Berikutnya pilihan pada mobil pribadi 23,3 persen (2,5 juta orang akan menggunakan mobil), bus 13,2 persen (1,4 juta orang akan menggunakan bus), pesawat 9,8 persen (1,1 juta orang akan menggunakan pesawat); kereta api 9,7 persen (1 juta orang akan menggunakan kereta api).
Puncak pergi masyarakat pada libur Nataru antara lain saat Natal pada 24 Desember 2021 sebesar 7,8 persen, dan juga 25 Desember sebesar 7,2 persen. Puncak pergi pada liburan tahun baru pada Jumat 31 Desember 2021 sebesar 8,6 persen.
Perlu diperhatikan masyarakat yang akan melakukan perjalanan sebelum tanggal H-7 dan setelah Senin 2 Januari 2022. Puncak pulang masyarakat pada liburan Natal dan Tahun Baru adalah pada hari Minggu 2 Januari 2022. Perlu diperhatikan masyarakat yang akan pulang setelah Senin 2 Januari 2022.
Potensi pergerakan di wilayah Jabodetabek populasi penduduk 33 juta jiwa (BPS, 2020) sebagai berikut. Pada kebijakan Pembatasan dan Pengetatan Perjalanan, potensi pergerakan sebesar 4,2 persen atau sebanyak 1,4 juta orang.
Pada kebijakan Penerapan PPKM Level 3/Level 4, potensi pergerakan sebesar 3,2 persen atau sebanyak 1 juta orang. Pada kebijakan Larangan bepergian, potensi pergerakan sebesar 2,4 persen atau sebanyak 780 ribu orang.
Pada kebijakan dibatalkannya penerapan PPKM Level 3, potensi pergerakan Jabodetabek sebesar 7,1 persen atau sebanyak 2,3 juta orang.
Daerah tujuan terbanyak untuk perjalanan orang dari Jabodetabek adalah menuju Jabodetabek 33 persen atau 757 ribu orang.
Selanjutnya, menuju Jawa Barat 19,5 persen atau 448 ribu orang, menuju Jawa Tengah 17,9 persen atau 411 ribu orang, menuju DI Yogyakarta 6,7 persen atau sekitar 155 ribu orang dan menuju Jawa Timur 5,2 persen atau 119 ribu orang.