Presiden Joko Widodo menyampaikan tanggapannya terkait maraknya penghapusan mural yang berisikan kritikan.
Ia mengaku heran melihat mural-mural itu dihapus. Pasalnya, menurut dia, mural sebagai hal kecil yang tak perlu dibesar-besarkan.
“Contoh kecil-kecil saja. Mural dihapus. Saya tahu nggak mungkin itu. Perintahnya Kapolri juga nggak mungkin. Perintahnya kapolda juga nggak mungkin. Perintahnya kapolres juga mungkin nggak mungkin,” ujar Jokowi.
Kemarahan Jokowi) di depan jajaran Polri di Badung, Bali, Jumat (3/12) ikut dikomentari Pengamat politik Rocky Gerung.
Hal tersebut dikatakan dalam tayangan di Youtube Refly Harun, seperti dilihat, Kamis (9/12).
“Terlihat, Pak Jokowi walaupun berbekal teks, tapi matanya ke audiens,” kata Refly Harun.
“Artinya, kemarahan itu mudah-mudahan ada wujud dari internalisasi dia. Karena kalau cuma teks, kan cuma di mulut. Tapi kalau dari hati, gesturnya lebih terlihat,” lanjutnya.
Terkait itu, Rocky pun menyindir sudah ada latihan terlebih dahulu selama berjam-jam sebelum pidato.
“Iya, itu artinya memang ada latihan berjam-jam itu Pak Jokowi, supaya gesturnya itu terlihat begitu serius tadi dan banyak yang percaya,” ujar Rocky.
“Karena Pak Jokowi sudah berkali-kali mengucapkan hal yang sama, jadi orang menganggapnya apa sih itu, marah karena apa sebetulnya,” sambung dia dikutip dari wartaekonomi. (Wartaekonomi/Fajar/ima)