KTT G20 dan COP26 hanya berkutat bicara soal skenario global transisi energi. Hingga saat ini, skema mengenai transisi tersebut belum diketahui secara pasti.
Hal inilah yang membuat Presiden Joko Widodo agak jengkel. "Kita di G20 maupun di COP26 di Glasgow hanya berkutat, berbicara mengenai bagaimana skenario global masuk ke transisi energi," kata Jokowi seperti ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (22/11).
"Tahun lalu sebetulnya sudah masuk ke tema ini. Namun, belum ketemu jurusnya seperti apa. Scheme-nya seperti apa. Tahun ini lagi dibicarakan lagi. Dan scheme-nya juga belum ketemu. Dijanjikan USD 100 miliar, tetapi keluarnya dari mana juga belum tahu," tambah Presiden.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menceritakan PM Inggris Boris Johnson mempertanyakan komitmen Indonesia soal Net Zero Emission (NZE) atau nol bersih emisi.
"Saya ditanya waktu di G20 maupun oleh PM Boris Johnson menyampaikan net zero emission Indonesia di 2060. Kok nggak bisa maju? Yang lain kan 2050. Saya bilang, ya nggak apa-apa yang lain-lain. Kalau hanya ngomong saja juga bisa. Road mapnya seperti apa? Peta jalannya seperti apa? " terang Jokowi.
Menurutnya, Indonesia sebetulnya memiliki kekuatan yang sangat besar mengenai energi terbarukan. Namun masalahnya adalah mengenai skenario peralihannya dari batubara ke energi terbarukan tersebut.
"Misalnya pendanaan atau investasi datang. Kan harganya tetap lebih mahal dari batubara. Siapa yang membayar gap-nya? Ini yang belum ketemu. Negara? Nggak mungkin. Angkanya berapa ratus triliun rupiah itu. Jelas nggak mungkin. Itu yang saya tugaskan kepada Menko Maritim dan Investasi dan juga ke Menteri ESDM serta Menteri BUMN," pungkasnya. (rh/zul)