Jumat sore, 1969, ketika semua pegawai bank sudah pulang, Conrad masih bekerja. Sore itu Conrad meninggalkan bank dengan tenang: menjinjing tas kresek yang biasa ia bawa.
Di tas itulah uang bank setara dengan Rp 25 miliar ia bawa kabur.
Besoknya bank itu libur akhir pekan. Lusanya bank juga masih tutup: Minggu.
Baru di hari Senin para pegawai mencari Conrad: kok tumben. Belum masuk kerja. Ketahuanlah: lemari besi di bank itu bobol. Uang di dalamnya lenyap.
Polisi baru mendapat laporan di hari Senin itu. Telat sekali. Berbagai usaha dilakukan Elliott. Tetap saja gagal.
Satu-satunya keterangan berharga yang bisa didapat adalah: dari temannya. Conrad beberapa kali bercerita bahwa merampok bank itu mudah.
Waktu itu, 1968, Conrad baru saja menonton film baru: tentang perampokan Boston Bank. Judul film itu Anda sudah tahu: The Thomas Crown Affair. Bintang film terkemuka Steve McQueen yang memerankan Thomas Crown —si perampok.
Thomas itu kaya. Pebisnis. Juga pesohor. Ia atlet terkemuka, bintang olahraga. Ia merampok bukan karena uang, tapi hanya untuk permainan kecerdasan.
Ia organisasikan satu tim pelaku perampokan. Tanpa kenal siapa mereka. Sukses. Pelaku diminta menaruh hasil rampokan di tempat sampah. Thomas mengambilnya di situ. Tetap tidak kenal siapa para pelaku itu.
Bank Boston mengadakan sayembara: yang berhasil mengembalikan uang yang dirampok mendapat 20 persennya. Siapa tahu si perampok sendiri yang ikut sayembara.
Salah satu yang tertarik adalah seorang agen asuransi. Asu tenan. Dia cantik sekali. Instingnyi mengatakan Thomaslah yang harus dicurigai. Si Cantik menjalin hubungan dengan Thomas. Sampai saling jatuh cinta.
Thomas pun ingin mengetes apakah Si Cantik benar-benar cinta padanya. Thomas merencanakan perampokan lagi. Setelah berhasil Thomas kirim telegram kepadanyi: baru saja berhasil merampok bank. Agar Si Cantik mengambil uangnya di sebuah kuburan.
Thomas ingin mengujinyi: kalau benar-benar cinta, Si Cantik tentu tidak akan mengajak polisi.
Thomas memata-matai kuburan itu. Ia naik mobil mewah Rolls-Royce. Mendekati lokasi. Ia lihat Si Cantik ternyata mengerahkan polisi.Thomas pun kecewa. Ia melarikan Rolls-Royce-nya ke bandara. Si Cantik mengejar. Agak telat. Ketika Si Cantik tiba di landasan, Thomas sudah menaiki tangga pesawat. Rolls-Royce-nya ditinggalkan begitu saja.
"Ambil mobil itu," kata Thomas. Pesawat pun melaju di landasan pacu.
Uang hasil rampokan ada di mobil itu.