Jenderal TNI Andika Perkasa, Sabtu (5/11) hari ini, akan menjalani fit and proper test di Komisi I DPR RI. Proses uji kepatutan terhadap perwira tinggi yang kini masih menjabat sebagai KSAD itu diprediksi akan berjalan mulus.
"Jenderal Andika kurang lebih ada 400 hari kerja. Pasti beliau sudah menyiapkan diri untuk menata seoptimal mungkin. Yakni mempersiapkan agenda yang akan dijalankan yang bersangkutan," ujar Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di Jakarta, Jumat (5/11).
Seperti diketahui, Jenderal TNI Andika Perkasa diajukan Presiden Joko Widodo kepada DPR RI sebagai calon Panglima TNI. Andika akan menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun, Senin (8/11) mendatang.
Sebagai Panglima TNI, Andika Perkasa diperkirakan hanya punya waktu sekitar satu tahun untuk menjabat. Andika diketahui akan pensiun dari dinas militer pada Desember 2022 mendatang.
Menurut Moeldok, yang terpenting dalam sebuah jabatan bukan persoalan satu, dua, tiga atau empat tahun masa jabatan. Melainkan bagaimana seseorang yang diberikan mandat bisa menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Mantan Panglima TNI itu menilai ada beberapa hal yang semestinya sudah disiapkan Andika Perkasa. Di antaranya melakukan regenerasi di tubuh TNI.
"Karena pada akhir masa jabatan Pak Jokowi akan meninggalkan sebuah legacy. Yakni sebuah tatanan reorganisasi yang semakin matang ke depan," jelas Moeldoko.
Selain itu, lanjutnya, Andika juga dapat melakukan evaluasi terhadap reorganisasi. Sehingga ada berbagai umpan balik yang diperoleh di lapangani. "Ada beberapa reorganisasi, ada Kogabwilhan, ada yang lain-lain dan seterusnya, pasti ada feedback. Nah, itu yang akan dievaluasi," paparnya.
Hal penting lainnya yang harus Andika Perkasa persiapkan adalah upaya meningkatkan pembinaan dan kesejahteraan prajurit. Baik TNI AD, AL dan AU. Ketiga matra tersebut memiliki ranah melakukan pembinaan kemampuan prajurit. Seperti kemampuan intelijen, operasi, logistik, personel, teritorial, dan lainnya.
"Sedangkan ranah Panglima TNI, yakni membina kekuatan yang telah disiapkan para kepala staf angkatan. Tujuannya agar pada posisi yang selalu siap. Jadi Panglima TNI menggunakan semua kekuatan untuk kepentingan operasi. Berkaitan dengan interoperabilitas matra, bagaimana antara darat, laut, dan udara semakin matang dalam menjalankan doktrin. Saya kira itu yang cukup mendesak," pungkasnya. (rh/zul)