Jumat (15/10) siang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bercengkerama di beranda Kedaton Ternate bersama Pangeran Hidayat Mudaffar Sjah.
Nampaknya, susah rasanya menyangkal kegagahan dan kebesaran Kesultanan Ternate jika berdiri di kedatonnya.
Gunung Gamalama di belakang, Laut Ternate di depan. Apalagi sambil menikmati kopi rempah yang memang jadi salah satu simbol kejayaan kerajaan tersebut.
"Kebesaran Kesultanan Ternate masih sangat terasa hingga saat ini. Bagaimana sebuah kerajaan di masa lalu mampu menguasai 60 teritorial lebih," kata Ganjar.
Bahkan Ganjar semakin takjub ketika mengungkap kekuasaan Kesultanan Ternate yang mencakup Papua sampai Filipina. Namun, pada akhirnya bisa berjuang bareng bersama seluruh putra-putri bangsa merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
"Maka Bung Karno sangat hormat dengan Kesultanan Ternate. Tadi pangeran juga sempat bercerita Bung Karno beberapa kali singgah di Kedaton dan bersahabat dengan Sultan Ternate waktu itu," katanya.
Kerajaan-kerajaan seperti ini yang ada di seluruh Tanah Air, kata Ganjar, sudah semestinya bisa dioptimalkan untuk memperkuat kekayaan dan jati diri bangsa. Entah sebagai museum maupun sebagai warisan kebudayaan.
"Memberikan anggaran saja tidak cukup. Peran pemerintah saja tidak cukup, ini adalah identitas kita bersama, sejarah kita bersama. Maka harus kita optimalkan bersama-sama," katanya.
Jumat siang itu, di sela-sela obrolan di beranda Kedaton Kesultanan Ternate, beberapa abdi dalem kedaton keluar menyuguhkan kopi rempah, khas Ternate. Susunan itu lengkap ketika abdi dalem yang lainnya menyusul keluar membawa kudapan roti kenari.
"Senang sekali dikunjungi Pak Ganjar. Apalagi beliau ini dulu kan temannya ayah saya, Sultan Mudaffar Sjah ketika di DPR RI. Senang banget, perhatian beliau luar bisa untuk kami-kami ini. Semoga apa yang diimpikan Pak Ganjar tentang kesultanan atau kerajaan bisa terwujud, yakni peningkatan peran kerajaan-kerajaan di Tanah Air ditingkatkan," kata dia. (*/ima)