Anggota Komisi V DPR-RI, Suryadi Jaya Purnama memperkirakan biaya proyek Ibu Kota Negara (IKN) bakal melonjak dua hingga kali lipat dari perencanaan awal.
Menurutnya, jika rencana awal anggaran yang disiapkan Rp490 triliun, maka jika dikalikan tiga kali lipat seperti diprediksi, maka anggaran pembangunan ibu kota baru dibutuhkan Rp1.470 triliun
"Angka Rp490 triliun barulah hitungan kebutuhan pemerintah, namun dalam realisasinya bisa menjadi 2-3 kali lipat. Contohnya dalam proyek kereta cepat Bandung-Jakarta yang pada perhitungan awalnya hanya Rp60 triliun namun kini realisasinya mencapai lebih dari Rp100 triliun," kata Suryadi, Senin (11/10).
Menurut Suryadi, Rancangan Undang-undang IKN bukanlah agenda mendesak. Pasalnya, kondisi perekonomian Indonesia saat ini belum stabil akibat pandemi Covid-19.
"Yang jadi agenda prioritas adalah pemulihan sektor ekonomi dan kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan, bahwa proyek IKN di Kalimantan Timur bukan sekadar menjadi kantor pemerintahan, tapi juga menjadi motor pemercepat kemajuan Indonesia.
"Jangan dibayangkan ini akan semata-mata menjadi kantor pemerintahan saja, tetapi sebuah kota baru, kota masa demotor, menjadi katalis kemajuan Indonesia," kata Pratikno usai menyerahkan Surat Presiden terkait Rancangan Undang-Undang IKN kepada DPR di Jakarta. (der/zul)