Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan hasil yanb di luar dugaan.
Survei tersebut menempatkan nama Tri Rismaharini pada urutan kelima, di atas Agus Harimurti Yudhoyono dan Ridwan Kamil.
Elektabilitas Menteri Sosial Republik Indonesia itu justru naik drastis, meski belakangan ia dikritik karena sering marah-marah.
Pada survei tersebut, SMRC membuat simulasi pemilihan tertutup dengan melibatkan 8 nama pada September 2021.
Simulasi itu menghasilkan perolehan suara Risma mencapai 6,6 persen. Angka tersebut naik dari bulan Mei 2021 yang hanya mencapai 5,4 persen.
Artinya Risma dalam empat bulan saja berhasil meningkatkan elektabilitas sebanyak 1,2 persen.
Di bawah Risma, ada AHY dengan perolehan 5,4 persen, Ridwan Kamil dengan 5,2 persen dan Puan Maharani dengan 1,5 persen.
Sementara, Prabowo masih unggul dengan 22,5 persen. Menteri Pertahanan ini turun jauh dari survei Mei 2021 yang mencapai 26,0 persen.
Di posisi kedua ada Ganjar Pranowo dengan 20,5 persen, lalu ada Anies Baswedan dengan 16,1 persen dan Sandiaga Uno dengan 7,3 persen.
Naiknya elektabilitas Risma pada survei ini cukup mengejutkan. Bagaimana tidak, Risma belakangan ini sering dikritik karena sering marah-marah kepada bawahannya.
Terakhir Risma dikritik karena marah-marah kepada petugas PKH di Provinsi Gorontalo.
Alhasil ia pun mendapatkan kritikan dari Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Rusli menilai sikap Menteri Sosial ini tidak patut dilakukan. Selain seorang ibu, Risma yang berpangkat menteri telah memberi contoh buruk bagaimana seorang pejabat negara bersikap.
“Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Itu contoh yang tidak baik,” kata Rusli Habibie kepada sejumlah wartawan, Jumat (1/10) dikutip dari Fajar.
Rusli Habibie mengingatkan Tri Rismaharini untuk menjaga sikap di depan rakyat, terlebih saat berkunjung ke kampung orang. (zaki/fajar/ima)