Zaken kabinet atau dorongan supaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk mayoritas menterinya dari kalangan profesional diyakini tak akan terjadi lagi. Publik pesimis, karena masih kentalnya politik dagang sapi, karena banyaknya partai koalisi di pemerintahan saat ini.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengungkapkannya menanggapi maranya wacana reshuffle kabinet, dan adanya saran agar Jokowi memilih pembantunya itu dari kalangan profesional dibanding representasi partai politik.
"Apakah usulan ini tidak menjadi masalah? Apakah Jokowi tidak akan dikerjai oleh wakil-wakil partai di kabinet?" ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/10).
Dengan porsi dukungan partai koalisi yang besar saat ini, Muslim menilai Jokowi akan sulit mengisi kabinet dengan mayoritas dari kalangan profesional.
Selain itu, juga ada faktor lain yang membuat Jokowi tidak berani. Yaitu ketegangan antara PDIP dan Luhut Binsar Pandjaitan.
"Ketegangan antara Megawati, PDIP, dan Luhut belakangan ini memperlihatkan bahwa Jokowi tidak miliki leadership yang kuat. Di satu sisi Jokowi petugas partai dan di sisi lain, Jokowi di bawah bayang-bayang luhut," pungkas Muslim.