Tabir kematian Presiden RI pertama Soekarno dikuak salah satu cucunya, Didi Mahardika saat berbincang dengan YouTuber Nanda Tanya di kanal YouTube V Entertainment.id bertajuk DIDI SOEKARNO BILANG BAPAK PROKLAMASI KITA “DIBU**H” DI WISMA YASO!! yang tayang pada Kamis (29/9).
Putra Rachmawati Soekarnoputri ini menyatakan Bung Karno meninggal dunia karena dibunuh di Wisma Yasoo (sekarang Museum Satriamandala) bukan karena sakit.
Nanda awalnya menyebut Wisma Yasoo itu adalah tempat peristirahatan terakhir Bung Karno yang seolah-olah diasingkan tanpa melalui atau tidak diberikan kesempatan untuk membela dirinya di persidangan.
Didi sontak menyela Nanda saat berbicara. Ia menyebut, sang Proklamator tidak hanya diasingkan tetapi di Wisma Yasoo itu lah Bung Karno dibunuh.
“Tidak hanya diasingkan, tapi di situlah bapak kita, bapak bangsa, bapak proklamator kita yang memperjuangkan kita semua dibunuh di situ,” kata Didi.
Nanda lalu mengingatkan Didi untuk berhati-hati dalam berucap dan harus siap menerima konsekuensi dari pernyataan tersebut.
Didi lagi-lagi menegaskan omongannya tersebut bisa ia pertanggungjawabkan.
“Ya, pasti siap. Apa perlu gue ulang lagi. Kalau ada yang mau bertanya mungkin bisa ditanya ke ahli sejarah. Dan ahli sejarah yang bisa menceritakan apa adanya,” tegasnya lagi dikutip dari Fajar.
Menurut sejarahnya, kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964.
Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional.
Ia bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik.
Komunike medis tersebut menyatakan, pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
Esok harinya Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00, Putra Sang Fajar meninggal dunia.
Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Soekarno hingga saat meninggalnya. (dra/fajar/ima)