Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Andi Arief mengatakan partainya tidak gentar terhadap kuasa hukum kubu Moeldoko yakni Yusril Ihza Mahendra.
Andi Arief juga menuding Yusril menjadi kuasa hukum Partai Demokrat kubu Moeldoko lantaran mendapat tawaran Rp100 miliar.
“Kami cuma tidak menyangka karena Partai Demokrat tidak bisa membayar tawaran Anda Rp100 miliar sebagai pengacara, lalu Anda pindah haluan ke KLB Moeldoko,” kata Andi.
Menanggapi hal ini, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sula kubu Moeldoko, Azrin Duwila membantah tuduhan bahwa Yusril menerima bayaran Rp100 miliar. Dia menyebut kubu AHY menuduh tanpa adanya bukti-bukti.
“Tapi, yang pastinya apa yang disampaikan di sana itu hoaks,” ujar Azrin dalam jumpa pers di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (2/10).
Namun demikian, Azrin enggan untuk membeberkan nominal besaran tarif Yusril sebagai kuasa hukum. Menurutnya, hal itu lantaran tidak etis untuk disebutkan.
“Jadi, saya kira tidak etis kita berbicara mengenai angka-angka,” katanya dikutip dari Jawapos.
Sementara terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat Ngawi kubu Moeldoko Muhammad Isnaini Widodo mengatakan saat bertemu dengan Yusril sama sekali tidak membicarakan mengenai nominal uang yang diberikan untuk membantu menyelesaikan permasalahan hukum Partai Demokrat.
“Kenapa saya, kami berempat mengambil kuasa hukum Pak Yusril, komitmennya jelas. Jadi, kalau di luaran ada mungkin opini terkait dengan nominal rupiah, kemarin waktu bicara dengan saya tidak ada, murni,” katanya.
Isnaini menuturkan, kalaupun ada uang bayaran ke Yusril Ihza Mahendra, itu jumlahnya tidak seperti kubu AHY sebutkan sebesar Rp100 miliar.
“Kalau toh ada (bayaran-Red) itu wajarlah. Tapi tidak sampai opini yang berkembang di luar itu (Rp100 miliar-Red). Karena tidak ada makan siang yang gratislah. Tapi itu hal yang wajar,” ungkapnya.
Ketua DPC Tegal Partai Demokrat kubu Moeldoko, Ayu Palaretins menjelaskan, dirinya meminta Yusril Ihza Mahendra menjadi kuasa hukum Partai Demokrat kubunya. Namun, ketika ditanya soal bayaran, Yusril enggan mematok.
“Terus saya menyampaikan tapi kita tidak bisa bayar, karena Prof sangat luar biasa terkenalnya, kita khawatir. Kemudian Yusril bilang enggak apa-apa, kita kan berteman,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Ayu menuturkan dirinya bingung kenapa bisa muncul isu mengenai bayaran Yusril Ihza Mahendra Rp100 miliar. Padahal nominalnya tidak seperti itu.
“Jadi, kalau rumor yang mengatakan di luar sampai Rp100 miliar kita sampai enggak enak sendiri,” ungkapnya.