Penyambutan kebebasan Saipul Jamil dari penjara mendapat kecaman dari banyak pihak. Salah satunya dari Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA) Arist Merdeka Sirait yang menilai penyambutan kebebasan pedangdut 41 tahun itu sangat tidak mendidik.
Dikhawatirkan para pelaku kekerasan seksual anak di bawah umur tidak merasa takut akan perbuatannya.
“Dikhawatirkan semua predator kejahatan seksual yang telah mendapat pembebasan itu ditiru seperti yang dilakukan Saipul Jamil,” tutur Arist dalam keterangannya, Senin (6/9).
Dengan euforia tersebut, Arist menyebut Saipul Jamil tidak layak muncul di televisi lagi.
Pihaknya khawatir para pelaku kekerasan seksual leluasa melakukan aksinya karena banyak masyarakat yang menyambut kebebasan seorang pedofilia.
Arist juga menegaskan bahwa perilaku Saipul Jamil itu bukanlah sosok publik figur yang perlu dicontoh.
Atas hal tersebut, sambungnya, KPA bersama Jaringan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) meningkatkan perannya membangun gerakan memutus mata rantai kejahatan seksual.
Sekaligus demi memerangi serangan persetubuhan terhadap anak.
“Meminta Saipul Jamil untuk tidak mengekspos dirinya berlebihan sebagai pahlawan yang dielu-elukan seolah seorang juara yang baru lepas dari pertandingan,” tandasnya.
Menyakiti Korban Pelecehan Seksual
Arist Merdeka Sirait juga mengungkap keheranannya atas euforia dan glorifikasi bebasnya Saipul Jamil yang terjerat kasus pencabulan anak di bawah umur.
“Ini menyakitkan rasa kemanusiaan korban dan ribuan korban kejahatan seksual di Indonesia,” ungkap Arist.
Penyambutan dengan arak-arakan bak pahlawan itu sekaligus melecehkan kinerja aktivis perlindungan anak yang saat ini tengah berjuang mengobati trauma korban.
Sekaligus, itu melukai perasaan seluruh korban kekerasan seksual dari para pedofilia.
“Melecehkan perjuangan para pakerja dan aktivis perlindungan anak yang telah bekerja susah payah untuk membebaskan anak dari serangan seksual baik dalam bentuk kekerasan sodomi, inses, perkosaan dan bentuk kekerasan seksual lainnya,” tegasnya dikutip dari Pojoksatu.