Siapa sosok si Cantik, perempuan yang meminjamkan uang Rp3 miliar kepada putri Akidi Tio, Heryanti diungkap Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan (DI).
Si Cantik adalah seorang dokter spesialis kandungan bernama lengkapnya Siti Mirza Nuria, yang biasa dipanggil ‘dokter Nur’. Dokter Nur bertugas di rumah sakit swasta di Palembang, usai pensiun muda dari pegawai negeri.
Nah, Dokter Nur yang ternyata Putri Indonesia 1977 itu menjadi sumber utama serial tulisan Dahlan Iskan soal sumbangan keluarga Akidi Tio Rp2 triliun. Dahlan mengatakan rahasia siapa si Cantik mulai terkuak gara-gara, Senin (2/8) pagi, dr Nur ikut ke Bank Mandiri bersama polisi dan Heryanti.
Saat itu, polisi ingin membuktikan apakah Heryanti punya uang Rp2 triliun di Bank Mandiri. Polisi ke Bank Mandiri dengan membawa bilyet giro yang diserahkan Heryanti, Kamis (29/7) lalu. Angka yang tertera di bilyet giro itu Rp2.000.000.000.000.
Mantan Dirut PLN itu mengatakan bisa saja polisi datang sendiri ke bank. Tanpa Heryanti. Toh sudah memegang bilyet gironya. “Saya tidak tahu mengapa Heryanti diajak serta,” kata Dahlan dalam tulisannya berjudul Cantik 2 T di situs disway.id, Kamis (5/8).
“Mungkin sekalian untuk memudahkan pemeriksaan polisi kelak. Berarti sebenarnya polisi sudah menduga bilyet giro itu kosong, tidak ada dananya,” sambungnya.
Benar saja, begitu polisi ingin mengambil uang sebanyak yang tertera di bilyet itu tidak berhasil. “Jawaban bank: dana Heryanti tidak cukup. Hanya bank yang tahu Heryanti punya uang berapa di rekeningnya: konon hanya Rp30 juta,” kata Dahlan.
Menurut Dahlan, Heryanti bisa saja dijerat dengan aturan cek kosong. Tapi mungkin saja Heryanti menyerahkan bilyet giro itu, karena dipaksa.
Giro itu bukan diserahkan saat upacara penyerahan sumbangan, Senin (26/7) lalu. Itu baru diserahkan tanggal 29 Juli, tiga hari kemudian, setelah mulai heboh-heboh.
Dahlan menjelaskan dr Nur ikut ke Bank Mandiri, karena berharap uangnya yang dipinjam Heryanti Rp3 miliar bisa cair. Ia diajak oleh Heryanti dengan iming-iming uangnya akan cair.
Ia naik mobil sendiri ke bank. Sementara Heryanti ke bank bersama polisi. Setibanya di Bank Mandiri, dr Nur melihat Heryanti tampak tenang, tidak grogi.
“Dia (Heryanti) yakin sekali. Dia tenang sekal. Kalau saya yang mengeluarkan cek (biro gilyet) seperti itu saya sudah mati berdiri,” tulis Dahlan menirukan ucapan dr Nur.
Waktu menunggu di bank, dr Nur tidak sempat berbincang dengan Heryanti. Heryanti terus berbincang dengan pejabat Polda. Dokter Nur mengatakan Heryanti sempat ke Batam dua bulan lalu. Heryanti mengurus uang Rp 16 triliun ”milik” ayahnya.
Heryanti bertemu dengan pengacaranya di Batam. Heryanti menunggu di Batam. Pengacara Singapura yang datang ke Batam. Pengacara itu menyerahkan dan menerima dokumen yang diperlukan.
Di Batam pula Heryanti menandatangani berkas-berkas yang diperlukan. Kini, tingkat kepercayaan dr Nur kepada Heryanti menurun drastis. Minggu lalu dr Nur masih percaya Heryanti 70 persen. Kini, tingkat kepercayaannya ke Heryanti tersisa 20 persen.