Mohammad Kautsar Hikmat, mantan gitaris band Noah membuat pernyataan yang menuai pro dan kontra di masyarakat. Dia mengatakan musik menjadi mukadimah atau pintu masuk bagi kemaksiatan.
“Musik itu adalah pintu masuknya maksiat. Ketika musik itu gak kalian lakukan maka otomatis kalian menutup pintu khamr, pintu rokok dan bercampur dengan wanita. Jadi dengan menutup pintu musik dan industri musik kalian menutup banyak hal yang sifatnya mudarat yang mungkin kalian tidak menyadarinya. Mungkin hanya ngedengerin musik aja. Kalau sejuta orang berpikiran seperti itu otomatis sponsor akan masuk, orang penjual khamr juga akan masuk,” kata Uki dalam sebuah video yang diunggah di YouTube.
Video itu sempat viral di media sosial beberapa waktu belakangan.
Namun, Gus Miftah punya cara unik masuk ke dalam pro kontra itu. Pimpinan salah satu pondok pesantren di Jogjakarta itu menanggapi dengan cara membiarkan Rio Sidik, penyanyi sekaligus peniup terompet profesional memperlihatkan kelihaiannya dalam memainkan alat musik terompet.
Gus Miftah tampak menikmatinya. Baru setelah itu dia membuat pernyataan tentang musik yang diharamkan dalam Islam.
Gus Miftah bukannya mengharamkan Rio Sidik yang tengah memainkan alat musik terompet sehingga mengeluarkan suara yang indah karena kelihaian tangan dan tiupan napasnya.
Dia mengutip pendapat salah satu penyair sufi dalam sejarah Islam tentang musik yang diharamkan.
“Menurut Jalaludin Rumi, musik yang diharamkan dalam Islam adalah ketika suara piring ketemu dengan sendok dimainkan oleh orang kaya dan didengarkan oleh orang yang kelaparan. Itulah musik yang diharamkan dalam Islam,” kata Gus Miftah dalam video yang diunggahnya di Instagram.
Dia lantas mengimbau masyarakat untuk saling membantu satu sama lain di musim pandemi seperti sekarang.
Supaya tidak ada orang yang kelaparan lantaran tidak bisa bekerja akibat gerak dan aktivitas mereka terbatasi untuk saat ini.
“Nah di musim pandemi seperti ini jangan sampai hanya mendengarkan suara piring dan sendok tanpa bisa menikmati isinya. Yuk berbagi,” tutur Gus Miftah dikutip dari Jawapos. (jpc/fajar/ima)