Nasib tragis menimpa
seorang biduan dangdut bernama Maulidiasari (31) asal Desa Mandalawangi Kecamatan Salopa.
Perempuan yang sudah menikah siri ini nekat melaporkan suaminya ke Satreskrim Polres Tasikmalaya, Sabtu (24/7).
Maulidia melaporkan suami yang menikahinya secara siri selama tujuh tahun itu karena sering melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Penyebab suami sirinya tega melakukan kekerasan kepada Maulidia dikarenakan korban atau istri sirinya terus menerus menuntut untuk dinikahi secara resmi.
Kekerasan yang dialami oleh korban berupa luka lebam di bagian kaki akibat dipukul dan diseret menggunakan sepeda motor.
Maulidiasari (31) menuturkan, kedatangan ke Polres Tasikmalaya untuk melaporkan suami sirinya yang telah berbuat kasar dan menganiaya dirinya sehingga mengalami luka lebam di bagian kaki.
“Saya bersama anak saya yang masih bayi didampingi keluarga melaporkan kekerasan yang dialami akibat dipukul oleh suami siri saya, ke Polres Tasikmalaya,” kata Maulidiasari dikutip dari Genpi.
Ia mengungkapkan, akibat KDRT yang dialaminya, ada beberapa luka pernah dirasakan di beberapa bagian tubuh, termasuk kepala pun pernah dipukul.
“Saya dianiaya karena meminta untuk dinikahi secara resmi formal diakui negara oleh suami siri saya. Saya sudah tujuh tahun rumah tangga, dan punya anak enam tahun,” ungkap Maulidiasari.
Ia menuturkan, ingin anaknya diakui haknya oleh negara, dan statusnya terjamin dengan pernikahan yang sah secara negara.
“Dipukul tiga kali kepala kalau ini pegang stang motor malah digas oleh suami siri saya. Bingung menjalani rumah tangga ini. Ingin diakui statusnya oleh negara,” tambah Maulidiasari.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Hario Prasetyo Seno membenarkan sudah menerima laporan penganiayaan terhadap wanita asal Kecamatan Salopa yang bekerja sebagai penyanyi dangdut itu.
Satreskrim Polres Tasikmalaya, terang Hario, akan mendalami kasus penganiayaan tersebut.
Termasuk meminta keterangan korban dan saksi.
“Iya benar kami terima laporan lagi, dan sedang kami dalami,” ungkap Hario. (genpi/fajar/ima)