Utang Asing Indonesia Mei Lalu Turun Rp38 Triliun Jadi Rp6.023 Triliun

Sabtu 17-07-2021,06:40 WIB

Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir Mei 2021 sebesar Rp6.023 triliun atau USD415 miliar. Turun 0,6 persen (mtm) dibandingkan dengan posisi ULN April 2021 sebesar Rp 6.061 triliun atau USD 417,6 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menjelaskan turunnya utang luar negeri Indonesia pada akhir Mei 2021, utamanya didorong oleh penurunan posisi ULN Pemerintah.

"Posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir Mei 2021 sebesar USD 415 miliar," kata Erwin, Jumat (16/7).

Jika dilihat secara tahunan, kata Erwin, ULN pada Mei 2021 tumbuh 3,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).

"ULN Pemerintah mencatat posisi lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah di bulan Mei 2021 tercatat sebesar USD 203,4 miliar. Menurun 1,3 persen (mtm) dibandingkan dengan posisi ULN April 2021," terangnya.

Menurut Erwin, hal ini mendorong perlambatan pertumbuhan tahunan Utang Luar Negeri Pemerintah menjadi sebesar 5,9 persen (yoy) dibandingkan dengan 8,6 persen (yoy) di bulan April 2021.

"Penurunan posisi Utang Luar Negeri Pemerintah tersebut terjadi seiring dengan pembayaran Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman dalam valuta asing yang jatuh tempo di bulan Mei 2021," imbuhnya.

Adapun penarikan Utang Luar Negeri dalam periode Mei 2021, tetap diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Semua itu mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8 persen dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2 persen), sektor jasa pendidikan (16,3 persen), sektor konstruksi (15,4 persen), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6 persen)," paparnya.

Sementara pertumbuhan ULN swasta pada Mei 2021 tercatat 0,5 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 1,4 persen (yoy).

"Hal ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan menjadi 2,3 persen (yoy) dari 4,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya," jelasnya.

Di sisi lain, kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan berkurang menjadi sebesar 6 persen (yoy), dari bulan sebelumnya sebesar 9 persen (yoy).

"Dari perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Mei 2021 tercatat sebesar USD 208,7 miliar. Relatif stabil dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya," tuturnya.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 76,7 persen dari total ULN swasta.

"ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 77,1 persen terhadap total ULN swasta," ucapnya.

Tags :
Kategori :

Terkait