189 Warga Kota Tegal Meninggal karena Covid-19, Paling Tinggi Jumat Kemarin Ada 14 Pasien

Senin 12-07-2021,06:00 WIB

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tegal mencatat jumlah warga yang meninggal dunia akibat Covid-19 paling tinggi terjadi, Jumat (9/7), sebanyak 14 orang.

Kepala Dinkes Kota Tegal dr Sri Primawati Indraswari mengatakan sejak awal pandemi Covid-19 sampai saat ini warga Kota Tegal yang positip Covid-19 ada 3.101 orang.

Dari jumlah tersebut, pasien yang meninggal dunia sudah 189 orang. Menurutnya, jika dihitung persentasenya, angka kematian mencapai 6,1 persen.

''Selama pandemi, pada Jumat 9 Juli 2021 kemarin catatan terburuk, karena angka kematiannyamencapai 14 orang per hari. Itu paling banyak,'' ungkapnya.

Prima menyebut untuk kematian, Minggu (11/7), ada tiga orang. Hanya saja ketiganya meninggal di rumah saat melakukan isolasi mandiri. Kematian ini pula yang sedang jadi tren di daerah lain.

''Isoman di rumah memang tidak efektif. Kita edukasi pada warga agar isoman di GOR Tegal Selatan atau di Rusun Tegalsari,'' katanya.

Prima menyebut, tiga rumah sakit rujukan Covid-19 kini telah menambah bed isolasi untuk ICU. Begitu juga bed isolasi biasa.

''Untuk RS Kardinah ada 240 bed, RSUI Harapan Anda sekitar 130 bed, dan RS Mitra Keluarga 70 bed. Sedangkan di Rusun Tegalsari 88 bed dan GOR Tegal Selatan 55 bed,'' urainya.

Ditambahkan Prima, saat ini banyak ibu hamil yang positif Covid-19. Sebagai antisipasinya, ia sudah menyiapkan ruangan operasi khusus untuk ibu hamil yang terkonfirmasi positif.

Sementara itu, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono memerintahkan kepada Dinkes agar memantau masyarakat yang sedang Isoman di rumah.

''Jika tidak ada siapa-siapa di rumah, atau semuanya positip, kami harapkan mereka wajib Isoman di tempat yang sudah disediakan Pemkot Tegal, yakni di GOR Tegal Selatan dan Rusun Tegalsari,'' ujarnya.

Tujuannya agar ada pemantauan kesehatan secara khusus oleh tim medis, termasuk bisa memberikan makanan dan pengecekan kesehatan secara berkala.

''Jangan sungkan, jangan malu. Sebab, Isoman di rumah juga berbahaya. Apalagi tidak dipantau tim medis. Termasuk jika sudah membaik, apakah bisa dipastikan kesehatannya. Berbeda jika Isoman di Rusun atau di GOR, jika sudah sembuh jelas ada hasil pemeriksaan dokter,'' ungkapnya.

Dedy juga meminta kepada lurah dan camat terus monitoring warganya. Jika memang ada warga yang Isoman di rumah harus sering komunikasi agar bisa terjaga. (gus/wan/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait