Kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal hingga kini belum turun, bahkan cenderung naik sebulan terakhir ini. Sebulan lalu misalnya, tercatat 2.610 warga di Kabupaten Tegal positif terpapar virus asal Wuhan, China itu.
Dari jumlah itu, sebanyak 131 orang meninggal dunia. Melihat kondisi tersebut, Pemkab Tegal berencana memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro.
Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi pasca libur Lebaran masih terus berlangsung hingga kini. Tercatat, ada penambahan 2.610 kasus baru dalam kurun waktu 36 hari terakhir atau rata-rata 73 kasus baru per hari.
Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi sejak 18 Mei lalu telah mengakibatkan 131 orang warga Kabupaten Tegal meninggal dunia.
“Rata-rata, tiga sampai empat orang warga Kabupaten Tegal meninggal dunia setiap harinya, karena terinfeksi virus corona,” kata Umi, saat rapat evaluasi penanganan Covid-19 bersama jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda), di Rumah Dinas Bupati Tegal, Selasa (22/6) malam, lalu.
Umi menduga kehadiran varian delta sebagai varian baru Covid-19 yang mudah menular dapat mempengaruhi lonjakan kasus di wilayahnya, meski perlu pengkajian lebih lanjut.
Untuk meningkatkan efektifitas penanganan Covid-19 di lapangan, Umi mengajak anggota Forkopimda Kabupaten Tegal untuk selalu menyampaikan laporannya.
Hal itu juga sekaligus menindaklanjuti arahan Gubernur Jawa Tengah melalui surat edarannya Nomor 443.5/0008989 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah.
Menurut Umi, pelaksanaan Gerakan Kabupaten Tegal Bangkit Melawan Covid-19 yang mengatur pembatasan kegiatan masyarakat, penutupan tempat-tempat keramaian dan penerapan protokol kesehatan ini, memang perlu dievaluasi.
"Apa saja yang perlu disesuaikan dengan perkembangan situasi terkini. Mari kita cari solusi terbaik untuk menekan persebaran Covid-19 di Kabupaten Tegal,” ajak Umi. (yer/zul)