Hasil survei lembaga survei Puspooll yang menyebutkan PDI-Perjuangan sebagai partai bersih dari kasus korupsi dipertanyakan sejumlah pihak.
Salah satunya oleh Pengamat Komunikasi Politik Jamiluddin Ritonga yang mempertanyakan hal itu.
Pasalnya, menurut dia, apa yang disampaikan Puspooll bertolak belakang dengan fakta terjadi di lapangan.
“Hasil survei Puspoll itu sangat layak dipertanyakan. Sangat tidak realistis dengan yang terjadi di lapangan,” kata Jamiluddin dikutip dari PojokSatu.id di Jakarta, Kamis (27/5).
Dosen Universitas Esa Unggul itu juga mangaku sulit memahami bahwa PDIP Partai bersih dari segala bentuk oligarki.
“Sulit memahami hasil survei Puspoll yang menyatakan PDIP partai paling bersih dari kasus korupsi, yang ditangkap KPK itu siapa?” tanya Jamiluddin.
“Sebab, kita sering membaca atau menonton media yang menginformasikan kader PDIP yang tersandung korupsi,” sambungnya.
Sebut saja nama Juliari P Batubara saat menjadi menteri sosial (mensos) yang kini jadi tersangka korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19.
Begitu juga Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah, Bupati Banggai Laut Wenny Bukano juga mengalami hal yang sama.
“Itu hanya contoh kader PDIP yang terjerat kasus korupsi. Tentu masih banyak lagi kadernya yang berurusan dengan KPK,” kata dia.
Turunkan Kepercayaan Publik
Jamiluddin menilai, hasil survei Puspooll itu juga akan membuat kepercayaan publik terhadap lembaga survei menjadi menurun.
“Bahkan masyarakat akan memandang sebelah mata terhadap hasil survei,” tuturnya.
Kondisi ini disebutnya akan sangat tidak mengntungkan bagi perkembangan survei di tanah air.
“Masyarakat menilai survei hanya dijadikan pembenaran bagi pihak yang memesan penelitian,” tandas Jamiluddin.