Sebuah rekaman pembicaraan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputera, yang meminta langsung karyawannya untuk mengambil program pensiun dini mengungkap kondisi keuangan Garuda.
Maskapai penerbangan pelat merah ini dikabarkan morat-marit akibat pandemi Covid-19.
Hal ini memaksa manajemen meminta karyawannya untuk pensiun dini.
“Buat mereka yang tidak mengambil program ini tidak akan dibayarkan dulu penghasilannya yang sempat tertunda. Kenapa saya ingin sampaikan itu, karena kondisi cash kita hari ini sangat mengkhawatirkan,” ucap Irfan dalam pesan suara berdurasi 17 menit yang dikutip dari RMOL, Rabu (26/5).
Irfan kemudian menyebut bahwa penghasilan Garuda Indonesia bisa mencapai 200 juta dolar AS pada 2019 yang disebutnya sebagai masa jaya penerbangan Garuda. Namun akibat hantaman pandemi Covid-19, pendapatan Garuda Indonesia kini hanya 56 juta dolar AS.
“Dan kita belum tahu sampai hari ini, bagaimana pembayaran gaji bulan Mei ini. Saya menyampaikan waktu kita tinggal enam hari, kita coba kerja keras,” imbuhnya.
Dia mengatakan telah melakukan diskusi internal dengan 2.000 karyawan Garuda Indonesia, dan seluruhnya sepakat untuk melakukan pensiun dini.
“Karyawan kita tahun 2021 ini sebanyak 5.945 orang. Kami berbulan-bulan memikirkan cara yang terbaik untuk menyelesaikan dan mengantisipasi situasi yang berkembang di industri penerbangan maupun Garuda,” tandasnya. (rmol.id/ima)