Anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang sudah dilabeli teroris oleh Pemerintah diperkirakan tinggal menyisakan 150 anggota. Meski begitu, ke-150 orang itu tergolong sebagai anggota militan.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan pihaknya mencatat saat ini hanya sekitar 150 anggota KKB yang berada di Papua. Mereka merupakan anggota yang militan.
"Kurang lebih, anggota KKB itu 150 orang yang militan. Namun simpatisannya, kami belum bisa mengetahui jumlahnya seberapa," katanya di Mabes Polri, Rabu (19/5).
Dijelaskannya, mereka yang diklasifikasikan sebagai anggota KKB adalah yang melakukan penyerangan menggunakan senjata api. Kini pihaknya bersama TNI masih merampungkan pemetaan itu untuk dilakukan pengejaran.
"Kami masih terus melakukan pengejaran terhadap para pelakunya," katanya.
Ditegaskannya, penindakan hukum secara tegas akan dilakukan kepada mereka yang tergabung dalam KKB itu. Sebab, KKB seringkali melakukan penyerangan bukan terhadap aparat TNI-Polri saja, namun terhadap masyarakat sipil.
"Jadi ini penindakan atau penegakan hukum terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB)," ucapnya.
Sementara itu, sedikitnya delapan teroris anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua tewas dalam sejumlah kontak tembak dengan aparat TNI-Polri. Dalam sejumlah peristiwa tersebut juga beberapa anggota TNI-Polri gugur.
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan ada empat kontak tembak yang terjadi antara TNI-Polri dengan KKB Papua dalam tiga pekan terakhir. Empat peristiwa tersebut terjadi paska KKB dinyatakan sebagai teroris oleh pemerintah.
"Sejak ditetapkannya sebagai teroris sejak 29 April yang lalu, memang sampai hari ini sudah terjadi beberapa kontak senjata. Misalnya tanggal 27 April terjadi kontak senjata di Ilaga, di mana 1 prajurit Brimob gugur, 2 lainnya luka-luka. Tetapi ada 5 teroris tewas," ungkapnya di Kemenko Polhukam, Rabu (19/5).
Dirincinya selain tanggal 27 April, kontak tembak usai ditetapkan KKB sebagai teroris terjadi pada 13 Mei 2021. Peristiwa terjadi di Ilaga, Kabupaten Puncak. Akibatnya satu anggota teroris KKB tewas.
Tiga hari berselang atau 16 Mei, kembali baku tembak terjadi antara TNI-Polri dengan KKB di Ilaga. Dalam peristiwa itu dua anggota teroris tewas, 1 orang melarikan diri dalam keadaan luka.
Kemudian, pada 18 Mei. Penyerangan terhadap 12 prajurit TNI yang sedang melaksanakan pengamanan rawan di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo. Dalam peristiwa ini dua 2 prajurit TNI gugur. Pada saat yang bersamaan kontak senjata juga terjadi di Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang. Dalam peristiwa ini 4 prajurit terluka.
Dijelaskannya, penanganan kasus teroris di Papua mengalami peningkatan keberhasilan. Dia menegaskan pemerintah akan lebih tegas terhadap teroris KKB di Papua, bukan terhadap masyarakat Papua.
"Jadi sekarang kita lebih tegas, khusus terhadap kelompok itu, bukan terhadap rakyat Papua, bukan terhadap Papua. Karena Papua itu etnis, budaya dan tempat. Tapi kalau teroris bisa di mana saja," tegasnya.