Membludaknya pengunjung ke Kawasan Wisata Ancol dikhawatirkan memicu terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19.
Wisatawan yang mencapai kisaran 39.000-an pun menjadi trending topic di media sosial. Bahkan kejadian itu juga dimiripkan dengan yang dilakukan warga India saat melakukan ritual mandi di Sungai Gangga.
Yakni yang diduga menjadi pemicu terjadinya gelombang "tsunami" Covid-19. Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI membuka Pantai Ancol untuk umum pada hari kedua Lebaran juga dianggap kontroversi.
Alasannya, di sisi lain mengeluarkan kebijakan larangan ziarah kubur. Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta Pemprov DKI lebih bijak dalam membuat sebuah kebijakan.
Menurutnya, kebijakan membuka Pantai Ancol, jelas menimbulkan kerumunan yang sulit dikendalikan.
"Bagaimana orang mandi di pantai bisa menerapkan protokol kesehatan? Pakai masker juga tidak mungkin. Mau jaga jarak juga bagaimana caranya? Lihat saja berbagai gambar kerumunan yang terjadi di Ancol pada Jumat kemarin," ujarnya, Sabtu (15/5).
Ketua Tim Pengawasan Penanganan Bencana Covid-19 DPR ini meminta agar Pemprov DKI tidak membuat standar ganda dalam sebuah kebijakan.
Di satu sisi ziarah kubur yang menjadi ritual umat muslim saat Lebaran dilarang dengan alasan mencegah penularan Covid-19, karena terjadi kerumunan massa. Namun, di sisi lain wisata Ancol dibuka.
“Kalau hari (Sabtu) ini akhirnya ditutup, ya jangan penutupan sementara untuk hari ini saja. Keselamatan rakyat harus diprioritaskan. Jangan membuat kebijakan yang justru mengorbankan rakyat. Jangan sampai apa yang terjadi di India, terjadi pula di Indonesia akibat sebuah kebijakan yang tidak tepat," paparnya. (khf/zul/fin)