Hasil tes wawasan kebangsaan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan beralih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini menjadi perbincangan publik.
Apalagi dikabarkan antara 70-80 pegawai KPK gagal atau yang tidak lolos saat mengikuti tes yang digelar Badan Kepegawaian Negara (BKN) tersebut. Kabarnya, bagi pegawai yang tidak lolos akan dilanjutkan dengan pemecatan.
Di antara pegawai yang disebut tidak lolos, terdapat nama penyidik senior, Novel Baswedan yang pernah menjadi korban penyiraman air keras saat menjalani tugas pemberantasan korupsi.
Dikabarkan pula bahwa materi tes wawasan kebangsaan bagi pegawai KPK itu berkaitan dengan radikalisme. Mereka ditanya soal pengetahuannya tentang organisasi yang telah dibubarkan pemerintah seperti Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kepada Kantor Berita Politik RMOL, salah satu pegawai KPK mengamini bahwa dirinya ditanya soal pengetahuan tentang organisasi terlarang.
Menurutnya, tes wawasan kebangsaan terbagi dalam bentuk esai dan pilihan ganda di sebuah kertas yang diberikan oleh tim panitia di BKN dan diselenggarakan di Kantor BKN. "Iya ada esai ada pilihan ganda," katanya, Rabu (5/5).
Selain itu, dia juga membenarkan ada pertanyaan tentang Habib Rizieq Shihab (HRS). Pertanyaan itu muncul di soal esai. "Esai kalau Rizieq Shihab. Cuma ditanya, tahukah Anda Rizieq Shihab gitu," ungkapnya.
Tak hanya itu, pegawai KPK ini juga membenarkan juga adanya pertanyaan soal FPI, HTI hingga PKI. "Iya benar," katanya.
Peralihan pegawai KPK menjadi ASN ini merupakan amanat UU 19/2019 tentang KPK. (rmol/zul)