Pemkab Kebumen melarang warga menggelar hajatan selama sepekan pasca lebaran. Selain itu, objek wisata milik pemda juga akan ditutup selama tiga hari lebaran.
Hal itu terungkap saat pembahasan dalam rakor ekuinda menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah. Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto mengatakan pemerintah telah menetapkan larangan mudik untuk mencegah lonjakan kasus seperti di tahun sebelumnya.
Apalagi kasus positif Covid-19 di Kebumen masih tinggi. Untuk itu, kata bupati, pihaknya melarang warga menggelar hajatan dalam waktu sepekan pasca lebaran dan menutup objek wisata milik pemerintah daerah.
"Larangan untuk mengadakan hajatan dalam rentang waktu satu minggu setelah lebaran, dan juga kegiatan lain yang mengumpulkan banyak orang. Apalagi lebih dari 100 orang," kata bupati.
Tak hanya hajatan, Arif pun menegaskan akan membatasi mobilitas masyarakat ke objek wisata saat lebaran nanti. Ia menambahkan objek wisata khususnya yang dikelola Pemkab akan ditutup sejak awal lebaran hingga H+3 lebaran.
"Untuk wisata dikelola kelompok dan desa nanti kita komunikasikan," imbuhnya.
Sementara itu, bupati menjelaskan, berdasarkan laporan dinas terkait kebutuhan pokok masyarakat menjelang lebaran dinyatakan aman dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
Bahan pokok yang dimaksud antara lain BBM, elpiji, beras, bawang merah, bawang putih, cabai, minyak goreng hingga daging. Namun, bupati menuturkan ada beberapa komoditi yang mengalami fluktuasi harga yang rendah sejak sepekan terakhir.
Berdasarkan laporan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, tambah bupati, pasar tradisional di Kebumen sudah membenahi sarana prasarana protokol kesehatan. Seperti penambahan tempat cuci tangan, sabun serta imbauan yang mengharuskan pedagang dan pengunjung menggunakan masker serta menjaga jarak. (fur/zul)