Gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 6,1 yang mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4). BMKG menyebut gempa tersebut berada di zona megathrust, beruntung tidak menimbulkan tsunami.
"Dari hasil pemantauan BMKG, gempa tersebut merupakan adalah gempa menengah. Ini terjadi karena adanya deformasi slip lempeng Australia yang tersubduksi tepat di zona Benioff. Yaitu subduksi selatan Jatim yang sudah mulai menukik. Gempa itu berada di zona megathrust. Pusat gempa di kedalaman 80 km. Patut disyukuri tidak menimbulkan tsunami," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (10/4).
Menurut Daryono, zona sesar itu sensitif terhadap tsunami. Terlebih jika kekuatan gempa di atas M 7 serta memiliki kedalaman lebih dangkal. Tak hanya itu. BMKG menilai gempa di Kabupaten Malang cukup kompleks. Karena hampir terjadi dua bulan sekali.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno mengatakan dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempa bumi menengah, akibat adanya aktivitas subduksi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” ujar Bambang melalui siaran pers BMKG, Sabtu (10/4).
BNPB pun terus memonitor kondisi sejumlah daerah pascagempa. Selain itu, masyarakat diimbau tetap waspada dan siap siaga mengantisipasi bahaya gempa bumi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di beberapa wilayah. Antara lain Kabupaten Malang, Blitar, Lumajang dan Kota Malang melaporkan intensitas guncangan gempa yang terjadi pada pukul 14.00 WIB tersebut. (rh/zul/fin)