Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, menegaskan mengatakan program berbagi vaksin global yang diinisiasi World Health Organization (WHO) telah mendistribusikan vaksin COVID-19 ke lebih dari 46 negara. Selain itu, juga direkomendasikan vaksinasi AstraZeneca tetap dapat dilanjutkan.
Menurut Retno sejak Januari lalu, tercatat perkembangan sangat positif yang menimbulkan harapan. “Sejak pertemuan yang lalu, kita menyaksikan perkembangan yang signifikan dengan program vaksinasi telah dimulai sedikitnya di 131 negara. COVAX telah mengirim lebih dari 28,3 juta dosis vaksin ke lebih dari 46 negara. Semua ini memberikan harapan. Kita akan terus bekerja sama untuk menjaga momentum ini,” kata Retno di Jakarta, Sabtu (20/3).
Dam pertemuan COVAX AMC, lanjut Retno, pakar WHO dan CEO Aliansi Vaksin (GAVI) menyampaikan fasilitas COVAX telah berhasil memobilisasi dana sebesar USD 6,3 miliar (sekitar Rp90,7 triliun). Selain itu, ada kesepakatan dengan perusahaan manufaktur vaksin untuk pengadaan 2,3 miliar dosis hingga tahun 2021.
"Terkait mutasi varian baru COVID-19, WHO menyebutkan mutasi virus adalah sesuatu yang telah diprediksi sejak awal. WHO terus memonitor mutasi virus tersebut dan menyatakan hasil riset WHO menunjukkan varian tersebut tidak berdampak negatif terhadap keampuhan vaksin yang dikirim melalui fasilitas COVAX," tegasnya.
Terkait keputusan beberapa negara menunda pemberian vaksin AstraZeneca, terang Retno. WHO secara rutin melakukan komunikasi dengan berbagai otoritas di Eropa maupun dunia terkait aspek keamanan vaksin COVID-19.
"WHO menyimpulkan nilai manfaat dari vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risiko yang muncul. WHO merekomendasikan vaksinasi AstraZeneca dapat dilanjutkan," pungkasnya. (rh/zul/fin)